Nilai Proyek IDD Chevron Turun, Pemerintah Tetap Hormati Kontrak

Anggita Rezki Amelia
29 Oktober 2016, 09:00
Rig
Katadata

Dengan membaiknya iklim investasi, Arcandra yakin Chevron akan memulai Proyek IDD. Apalagi, harga minyak dunia mulai merangkak naik. Harga minyak jenis Brent sudah menembus level US$ 50,47 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) US$ 49,72 per barel.

(Baca: Pemerintah Tolak Permintaan Insentif Chevron di Proyek IDD)

Proyek IDD untuk Lapangan Gendalo dan Gehem di Selat Makassar sebenarnya sudah mengantongi persetujuan PoD dari BP Migas pada 2008. Namun, setelah tahap Front End Engineering Design (FEED) pada 2013, biaya yang dibutuhkan proyek ini meningkat hampir dua kali lipat, dari sekitar US$ 6,9 menjadi US$ 12 miliar.

Jadi, perlu merevisi PoD. Dalam proses itu, Chevron sudah dua kali menyampaikan revisi IDD untuk Gendalo dan Gehem. Namun saat revisi proposal itu diserahkan, pemerintah selalu menolaknya. Pertama, proposal tersebut tidak lengkap secara adminstrasi. Kedua, Chevron meminta insentif yang tidak ada dalam kontrak, yakni credit investment.

Investment Credit merupakan hak untuk meminta ganti rugi kepada pemerintah dengan persentase tertentu atas nilai investasi yang berhubungan langsung dengan pembangunan fasilitas produksi suatu proyek. Nilai investment credit Proyek IDD yang diminta sebesar 240 persen. (Baca: Kementerian Energi: Proposal IDD Chevron Tak Masuk Akal)

Ketika berproduksi, Lapangan Gehem akan menghasilkan gas 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan Gendalo 700 mmscfd. Selain gas, ada juga kondensat dari Gehem dan Gendalo masing-masing 25 ribu barel per hari. Rencananya, gas alam hasil produksi dari proyek ini dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair (LNG).

Halaman:
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...