Pertamina Targetkan Punya Hak Kelola Blok Migas di Rusia Tahun Ini
PT Pertamina (Persero) menargetkan dapat memiliki hak kelola blok minyak dan gas bumi (migas) di Rusia pada akhir tahun ini. Langkah tersebut merupakan bagian dari proses kerjasama Pertamina dalam membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, bersama dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft Oil Company.
Senior Vice President of Upstream Business Development Pertamina Denie S. Tampubolon mengatakan, pihaknya saat ini masih mengkaji beberapa blok migas di Rusia. “Kami usahakan secepatnya. Mestinya bisa langsung deal akhir tahun,” kata dia usai menghadiri rapat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (23/8). (Baca: Kontrak Kilang Tuban Diteken, Pertamina: 6 Alasan Pilih Rosneft)
Lewat skema kerjasama di sektor hulu ini, Pertamina nantinya akan membeli hak kelola blok migas milik Rosneft. Tapi, Denie belum bisa mengatakan persentase hak kelola yang akan dimiliki oleh Pertamina. Hal tersebut akan ditentukan setelah kajian selesai.
Selain itu, Pertamina belum tentu akan menjadi operator di blok tersebut. “Kami lihat mana yang paling baik bagi Pertamina. Di Malaysia atau Irak kami bukan operator, tapi terlibat aktif, antara lain dengan menyertakan ahli atau secondee dalam operasi,” ujar dia.
Denie juga mengatakan, Pertamina memiliki kriteria dalam menentukan suatu blok yang akan dimiliki. Blok tersebut paling tidak memiliki cadangan lebih dari 50 juta barel setara minyak (mmboe). Targetnya Pertamina bisa memiliki hak kelola di dua hingga tiga blok migas.
Sekadar informasi, Pertamina resmi menandatangani kesepakatan kerangka kerja sama atau framework agreement di sektor migas dengan Rosneft pada 26 Mei lalu. Dalam kesepakatan itu, Rosneft mendapat kesempatan membangun Kilang Tuban, sedangkan Pertamina bisa mengelola blok migas di Rusia.
Saat itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto mengatakan, kesepakatan itu juga menyangkut kepemilikan Pertamina secara eksklusif atas minimal dua blok migas di Rusia dalam delapan bulan ke depan. “Masing-masing (porsi hak kelolanya) 15 persen,” ujar Dwi. (Baca: Pertamina Dapat Dua Blok Migas Rusia)
Kerjasama dengan Rusia ini sangat penting bagi pasokan energi di Indonesia ke depan. Dwi berharap, kesepakatan ini bisa menyelesaikan masalah defisit minyak mentah yang selama ini terjadi di dalam negeri.
Meski hanya berpeluang memperoleh hak kelola dua blok migas, Pertamina menginginkan bisa menggarap lebih banyak lagi blok migas di Rusia. Targetnya adalah mendapat tambahan produksi minyak sebesar 35 ribu barel per hari (bph) dan cadangan minyak sebesar 200 juta barel. (Baca: Cadangan Minyak Menipis, Terendah 16 Tahun Terakhir)
Pertamina juga menargetkan produksi minyak yang dihasilkan dari ladang migas di luar negeri dalam sembilan tahun ke depan meningkat lima kali lipat menjadi 600 ribu bph. Saat ini, produksi Pertamina dari ladang minyak di tiga negara hanya 85 ribu bph.