Luhut Bantu Arcandra Dobrak Masalah Kementerian Energi
Seusai perombakan kabinet, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang menggantikan Rizal Ramli, menyatakan akan membenahi koordinasi dengan institusi lain, terutama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Reshuffle kabinet kali ini mesti dijadikan momentum untuk memperbaiki hal tersebut.
Dalam komunikasi baru ini, Luhut siap membantu untuk membereskan masalah di Kementerian Energi yang kini dipegang Arcandra Tahar, pengganti Sudirman Said. Apalagi, dia mengklaim cukup tahu problem luar-dalam kementerian tersebut.
“Masalah cost recovery, maslah efisiensi, masalah siluman di sana, kita bisa bekerja dan dobrak. Kita selesaikan,” kata Luhut yang ditujukan ke Candra dalam serah terima jabatan dengan Rizal Ramli di Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016. (Baca: Di Twitter, Dua Seteru Masela: Rizal dan Sudirman Pamit dari Kabinet).
Tak hanya itu, rupanya Luhut pun sudah memiliki sejumlah rencana untuk program tersebut. Bahkan dia telah menyampaikannya kepada Presiden Joko Widodo.
Saya tidak ingin terlalu banyak kemunafikan dalam hidup ini. Kita negara yang sangat tidak efisien. Karena itu kita ingin bekerja efisien dan bagus,” dia melanjutkan sambutannya.
Meski demikian, Luhut meminta sekitar dua pekan untuk mempelajari secara detail problem di kementeriannya. Untuk itu, dia pun meminta pandangan Rizal dalam memprediksi masalah yang kemungkinan muncul, termasuk untuk membenahi hubungan antarinstansi sehingga lebih harmonis.
Harmonisasi antarkementerian memang menjadi salah satu pijakan Jokowi dalam perombakan kabinet kali ini. Dia menganggap kegaduhan di tubuh kabinet dapat menghambat kinerja pemerintah. Misalnya, hal itu terlihat pada benturan antara Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Kementerian Energi.
Ketika itu, Rizal Ramli dan Sudirman Said kerap bersitegang dalam sejumlah topik. Misalnya, terkait proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt dan perpanjangan Kontrak Kerja PT Freeport Indonesia. Rencana pengembangan Blok Masela menjadi puncak perseteruan di antara keduanya.
Masalah yang terakhir itu dipicu oleh keputusan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegaiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) yang merestui Inpex Corporation membangun kilang gas terapung di laut (FLNG). Keputusan SKK Migas ini disokong oleh Sudirman. Pertimbangannya, skema FLNG dinilai paling ekonomis dalam menggarap blok gas di Laut Arafuru ini.
Sementara itu, Rizal menolak rencana tersebut. Dia mengajukan skema pengembangan kilang di darat (OLNG). Dalihnya, berdirinya kilang di darat akan mendatangkan efek berganda yang jauh lebih besar. Ekonomi masyarakat lokal dapat terangkat. (Baca: Kemenko Maritim Anggap ESDM Ingin Bermain Sendiri di Blok Masela).
Beda pandangan ini kemudian tak hanya membuat hubungan dua kementerian renggang. Suara kabinet pun sempat tersiar terbelah: sebagian menteri mendukung skema FLNG, lainnya OLNG.
Di tengah kisruh tersebut, Arcandra Tahar hadir. Dia memaparkan potensi-potensi Blok Masela ke Jokowi. Rekomendasinya: Blok Masela lebih baik menggunakan skema OLNG. Pada 23 Maret lalu, Jokowi akhirnya menghentikan perdebatan Rizal-Sudirman dengan memutuskan kilang di blok tersebut mesti dibangun di darat. (Baca: Jokowi Putuskan Skema Pengembangan Blok Masela di Darat).
Karena itu, kehadiran Candra dalam serah terima jabatan di Kementerian Koordinator Kemaritiman membawa babak baru hubugan dua institusi tersebut, hal yang tak pernah dilakukan oleh pendahulunya. Tak heran kalau kemudian terbetik kabar kedekatan Candra dengan Luhut.
Bahkan, Luhut dikabarkan yang menyodorkan nama Candra ke Presiden untuk menduduki Menteri Energi. Namun Luhut menampik informasi tersebut. “Tidak, bukan usulan saya,” ujar Luhut. (Baca: Kisruh Blok Masela, Tangga Arcandra Menuju Kabinet).
Dalam kesempatan tersebut, Rizal menyatakan Luhut merupakan sosok yang tepat menggantikannya. Dia mengklaim berteman dekat dengan mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu dan memiliki banyak persamaan.
“Saya hari ini sangat berbahagia karena pengganti saya Pak Luhut, sahabat dekat dan sudah seperti adik-kakak. Kelakuan nyaris sama. Orangnya ngomong apa adanya. Orang yang kalau sudah komitmen akan tetap dijalankan,” ujar Rizal.