Pertamina Fokus Garap Empat Blok CBM Tahun Ini

Arnold Sirait
21 Januari 2016, 13:37
pertamina donang.jpg
KATADATA/

(Baca : Aturan Migas Nonkonvensional Resmi Terbit, Kontraktor Bisa Ubah Kontraknya)

Untuk itu, Gunung menganggap peralatan seperti rig yang digunakan memproduksi gas di blok CBM tidak sama dengan dengan rig blok migas konvensional. PHE saat ini masih menunggu persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) supaya dapat menggunakan rig  yang dibuat PT Pertamina Drilling Services Indonesia dan bekerjasama dengan Lemigas. Dari segi biaya, rig ini pun akan lebih murah daripada rig untuk mengebor sumur migas konvensional.

Selain soal biaya, Gunung menganggap proses menghasilkan gas di blok CBM juga membutuhkan waktu yang panjang. Apalagi karakteristik cadangan yang ada di Indonesia masih kurang dibandingkan negara lain seperti Australia. Sebagai contoh, 5 sumur CBM di Australia dapat menghasilkan 5 mmscfd. Sementara di Indonesia, satu sumur hanya bisa menghasilkan 0,004 mmscfd. 

Mengacu data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini cadangan CBM di Indonesia diperkirakan sebesar 453 triliun kaki kubik (tcf). CBM Indonesia berada di cekungan Sumatera Selatan sebesar 183 tcf, Barito sebesar 101,6 tcf, Kutai sebesar 89,4 tcf dan Sumatera Tengah sebesar 52,5 tcf. Potensi yang ada di empat blok tersebut dikategorikan memiliki prospektif yang tinggi. 

(Pemerintah Akan Membuat Roadmap Migas Nonkonvensional)

Sementara yang kategori berprospektif sedang berada di Cekungan Tarakan Utara sebesar 17,5 tcf, Berau sebesar 8,4 tcf, Ombilin sebesar 0,5 tcf, Pasir/Asam-Asam sebesar 3,0 tcf dan Jatibarang 0,8 tcf. Adapun prospektif rendah terletak di  cekungan Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF).

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...