Terus Turun, Harga Minyak Mendekati Level US$ 20-an

Safrezi Fitra
12 Januari 2016, 18:09
Pengeboran minyak lepas pantai.
KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai.

Produksi minyak Iran diperkirakan akan meningkat setelah sanksi ekonominya dicabut pada kuartal I tahun ini. Setidaknya Iran akan memanfaatkan pencabutan sanksi ini dengan menaikan produksi minyaknya ke level normal, sekitar 3 juta barel per hari. (Baca: Harga Minyak Rendah Menguntungkan Negara Net-importir?)

Peningkatan produksi ini akan membanjiri pasar minyak dunia tahun ini dan akan berdampak pada pada penurunan harga. Dalam laporannya "IMF Executive Board Concludes 2015 Article IV Consultation with Ira" yang dikeluarkan pada 21 Desember 2015, IMF memperkirakan tahun ini harga minyak akan turun US$ 5-15 per barel menjadi sekitar US$ 20-an per barel.

“Saya juga termasuk orang yang percaya harga minyak bisa menyentuh titik terendah di harga US$ 20 per barel,” ujar Dewan Penasehat Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto kepada Katadata, Selasa (12/1).

Menurut dia, pasokan minyak dunia masih akan melimpah tahun ini. Negara produsen minyak belum mau menurunkan produksinya, karena khawatir pendapatannya akan berkurang. Sementara dari segi permintaan pun masih akan rendah, di tahun ini perekonomian dunia diprediksi tidak lebih baik dari tahun sebelumnya.

Menurut Benny Lubiantara Mantan analis OPEC yang juga Dewan Pakar Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, tren penurunan harga minyak saat ini akan berlangsung lama. Fenomena anjloknya harga minyak saat ini hampir sama dengan yang terjadi pada pertengahan 1980-an, akibat melimpahnya pasokan. Banyak produsen minyak baru di Inggris, Amerika Serikat di Teluk Meksiko, Rusia, Meksiko, dan Kanada. Dunia kelebihan pasokan minyak saat itu, dan penurunan harga berlangsung lama.

“Situasi sekarang mirip dengan pertengahan tahun 1980-an di mana muncul produsen baru (shale-oil) dan pada saat yang sama OPEC, dalam hal ini Arab Saudi, memilih tidak menurunkan produksi karena khawatir kehilangan pangsa pasar,” ujar Benny. (Baca: Terbelit Utang, Perusahaan Migas Terpaksa Jualan Aset)

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...