Jokowi Yakin Bandara Internasional Yogyakarta Jadi yang Teramai di RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) pada hari ini (28/8). Ia memperkirakan, bandar udara ini menjadi yang paling ramai saat pandemi corona usai.
Saat ini, memang tidak banyak masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi udara karena pandemi Covid-19. "Begitu sudah mulai ada vaksin corona, saya yakin bandara ini akan menjadi yang paling ramai” kata Jokowi, dikutip dari keterangan yang diterima Katadata.co.id, Jumat (28/8).
Mantan Walikota Solo itu mengklaim, YIA merupakan bandara terbaik di Indonesia. Itu karena pengerjaan dan desain interiornya bagus.
Pembangunan bandara itu juga tergolong cepat, hanya 20 bulan. "Terima kasih PT Angkasa Pura I dan PT PP yang telah mengerjakan dengan baik. Juga membuat YIA menjadi bandara terbaik di Indonesia saat ini," kata dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap, kehadiran YIA dapat menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Hal ini juga menjadi upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi virus corona.
"Kami berharap dapat memulihkan perekonomian nasional dengan menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta," ujar Budi.
Ia pun optimistis Bandar Udara Internasional Yogyakarta mampu berdampak positif bagi perekonomian nasional dan masyarakat, khususnya di Yogyakarta.
Pada kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas. Konektivitas antarmoda dari Bandara YIA menuju candi Borobudur juga harus ditingkatkan, dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Kementeriannya telah memastikan adanya dukungan transportasi dari bandara menuju kota Yogyakarta dan destinasi wisata. Transportasi yang tersedia meliputi Angkutan Pemadu Moda Damri, SetelQu, taksi bandara, taksi online, dan kereta api melalui stasiun Wojo.
"Ke depannya, jalur kereta akan langsung masuk ke area bandara," ujar Budi.
Ia juga mengapresiasi PT Angkasa Pura I yang menyediakan area untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal. Fasilitas ini dapat menampung 300 UMKM.
Selain itu, ada area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodasi 170 UMKM. Area tenant itu diberi nama Pasar Kotagede.
Budi berharap, para UMKM tersebut dapat menjual barang khas Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk menarik perhatian para turis.
Secara umum, luas bandara YIA mencapai 219 ribu meter persegi, dan dapat melayani 20 juta penumpang per tahun. Nilai investasi pembangunan infrastruktur ini Rp 10,08 triliun.
Untuk fasilitas sisi udara, runway bandara memiliki dimensi 3.250 meter x 45 meter dengan nilai PCN 93 F/C/X/T. Dengan begitu, dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 maupun yang terbesar seperti Airbus A380.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta saat ini melayani 20 rute domestik dan dua rute internasional yaitu Singapura dan Kuala Lumpur. Namun, YIA berpotensi besar menambah rute domestik, yaitu Manado, Kupang, Labuan Bajo, dan internasional seperti Jeddah, Madinah, Sydney, Melbourne, Hong Kong, dan Bangkok.
Guna mendukung layanan navigasi penerbangan, Perum LPPNPI membangun Gedung ATC Tower, Gedung Administrasi, dan Gedung Operasional pada lahan seluas 15.651 meter persegi. Nilai investasinya Rp 87,1 miliar.
Gedung Tower ATC dibangun setinggi 39,5 meter. Bangunan ini dilengkapi fasilitas seperti Tower Set, Radar Monitoring, Radio VHF, Telepon Direct Speech dan ATIS.
Dari aspek keselamatan, desain struktur bandara didesain untuk memitigasi gempa, tsunami, likuifaksi, erupsi abu vulkanik dan banjir. Bandara ini juga dilengkapi bangunan pusat krisis.
Desain Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Yogyakarta mengusung konsep kearifan lokal dengan melibatkan 46 seniman lokal DIY. Filosofi ornamen kepala kolom lantai 3 ialah Ronce Melati dan ornamen dinding, Bunga Wijaya Kusuma.