Transformasi Digital RS Siloam Mengantisipasi Dampak Covid-19

Happy Fajrian
16 Desember 2020, 10:42
transformasi digital, rumah sakit, siloam hospitals, pandemi, covid-19
Katadata | Agung Samosir
Rumah Sakit Siloam.

Pandemi Covid-19 membuat masyarakat takut mengunjungi fasilitas kesehatan dan rumah sakit (RS). Akibatnya, jumlah pasien RS pun turun signifikan. Sehingga, digitalisasi kini menjadi kunci bagi Siloam Hospitals dalam mengembangkan layanannya.

Head of Strategy and Business Effectiveness Siloam Hospitals Charles Wonsono mengatakan bahwa menurut data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) pendapatan rumah sakit sepanjang pandemi turun hingga 50% karena baik pasien maupun dokter takut datang ke rumah sakit.

Digital health care pun semakin mendapatkan perhatian tinggi dari masyarakat. “Jadi mau tidak mau, offline player, provider jasa medis yang lahir fisik seperti Siloam mulai implementasi berbagai inisiatif digital,” ujarnya pada Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, Selasa (15/12).

Charles menjelaskan bahwa inisiatif yang dilakukan Siloam dimulai dari yang sederhana seperti tele-medicine, tele-consultation, pharmacy delivery, hingga yang lebih kompleks seperti home care atau perawatan di rumah dan instalasi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pelayanan pasien.

Siloam pun memiliki aplikasi digital, Siloam Apps. Melalui aplikasi ini pasien bisa melakukan pendaftara dan mencari informasi layanan rumah sakit, hingga melakukan pembayaran medical check-up.

Aplikasi ini pun dapat diintegrasikan dengan Google Fit dan Apple Health untuk memantau kondisi kesehatan penggunanya secara real time. Siloam juga memberika e-health sertificate pemeriksaan Covid-19 yang dapat digunakan untuk perjalanan atau kembali bekerja.

Menurut Charles, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan entitas bisnis dalam melakukan transformasi digital. Seperti Siloam yang bekerja sama dengan Periksa.id, aplikasi symptom checker berbasis AI, dan Covid-19 checker.

Sedangkan dalam upaya digitalisasi layanan home care, Siloam bekerja sama dengan aplikasi digital AIDO yang memungkinkan layanan rumah sakit dilakukan di rumah pasien.

Selain itu, Siloam juga mengembangkan layanan konsultasi via video dengan dokter spesialis. Para dokter, ujar Charles, cukup cepat menangkap dan belajar fitur- fitur teknologi dalam praktiknya. “Para dokter sangat cepat belajar dan menggunakan alat digital dalam praktik mereka,” kata Charles.

Tak hanya Siloam, Charles menjelaskan bahwa banyak managemen rumah sakit yang sudah terekspos dengan digitalisasi hari ini. “Banyak sudah yang mulai menyadari potensi dari digitalisasi, dan banyak yang antusias untuk embrace dan implement digital technology”.

Bersamaan dengan itu, platform layanan kesehatan daring yang sudah ada akan terus berkembang dan akan bertumbuh dengan sangat cepat. Bahkan, di awal pandemi salah satu portal daring layanan kesehatan, Alodokter mencatatkan kenaikan pengguna hingga 600%.

Pada akhirnya, sangat penting bagi rumah sakit dan layanan kesehatan daring untuk menciptakan suatu kolaborasi kreatif dan lebih dalam. Hal ini perlu ada untuk membentuk sebuah hybrid model, sehingga ekosistem layanan kesehatan digital yang kuat di Indonesia dapat terwujud.

“Dalam masa pandemi ini sebetulnya untuk mempercepat inovasi kita dan juga untuk mempercepat transformasi digital kita itu banyak kita cari partner-partner dan juga kolaborasi dengan digital player, yang memang ini sudah jadi makanan sehari-hari mereka,” ujarnya.

Di samping itu, Charles mengatakan bahwa rumah sakit di Indonesia semestinya memenuhi standar minimum untuk beroperasi dan masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat langsung ke rumah sakit.

Penulis/penyumbang naskah: Ivan Jonathan (magang).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...