Epidemiolog Sebut Klaim Vaksin Nusantara Tidak Ilmiah

Cahya Puteri Abdi Rabbi
4 Juni 2021, 16:11
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (tengah) didampingi Kapuskes TNI Mayjen TNI Tugas Ratmono (kanan) dan Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dr.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (tengah) didampingi Kapuskes TNI Mayjen TNI Tugas Ratmono (kanan) dan Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dr.

Sebelumnya, sembilan relawan menjalani pemeriksaan usai menerima vaksin Nusantara. Hasilnya, vaksin Covid-19 yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu dianggap memiliki daya perlindungan lebih baik dibandingkan Sinovac.

Pakar Biologi Molekuler sekaligus pendiri Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom yang mengawal pemeriksaan itu mengatakan, semua relawan memiliki daya proteksi dengan kadar antibodi yang bervariasi.

Sebelum pengujian vaksin Nusantara, Nidom melakukan pengukuran antibodi pada penerima vaksin Sinovac. Pengukuran dilakukan satu bulan setelah penerima vaksin mendapatkan suntikan dosis kedua.

Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan kepada sembilan relawan yang telah menerima vaksin Nusantara pada 4 Mei lalu. Hasilnya, antibodi dan daya perlindungan yang dimiliki oleh relawan vaksin Nusantara disebut lebih tinggi.

Pengukuran antibodi relawan dilakukan dengan alat Elise Spot untuk hewan. Alasannya, pihaknya belum memiliki Elise Spot untuk manusia."Namun kami modifikasi. Tetap yang diperiksa IgG dan IL-6. Perbedaan metode ini tidak terlalu signifikan," ujar Nidom.

Vaksin Nusantara ini menggunakan sel dendritik yang dipakai untuk pengobatan kanker. Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang terbentuk di luar tubuh dengan antigen khusus.

Untuk vaksin Nusantara, antigennya merupakan produksi perusahaan AS, LakePharma. Prosesnya berawal dari pengambilan darah pasien. Lalu, sel darah putih dikenalkan dengan rekombinan SARS-CoV-2 alias Covid-19. Proses ini memakan waktu tiga hari sampai seminggu. Setelah itu, hasilnya disuntikkan kembali ke dalam tubuh pasien.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...