Angka Kematian Corona RI Diramal 5 Kali Lebih Besar dari Data Resmi
Sedangkan pempus mengumumkan 105.598 orang meninggal dunia akibat virus corona pada waktu yang sama.
Itu artinya, ada selisih 19.192 antara data kabupaten/kota dengan pempus. Selisih angka kematian tertinggi terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Barat, yaitu masing-masing 9.662 dan 6.215.
Sebelumnya, The Economist memperkirakan bahwa angka kematian di Indonesia 500% lebih banyak dari yang dirilis oleh pemerintah. Mereka memprediksi, angkanya mencapai 280 ribu hingga 1,1 juta.
The Economist juga memprediksi, angka kematian akibat Covid-19 secara global 15,2 juta. "Kami menemukan, ada 95% kemungkinan bahwa nilai sebenarnya terletak antara 9,4 juta dan 18,2 juta kematian," demikian isi artikel berjudul The Pandemic's True Death Toll, dikutip Senin (6/9).
Namun The Economist mengungkap dua kelemahan pengukuran yang mereka lakukan, yakni:
1. Rujukan data resmi pemerintah dianggap akurat
Bila pemerintah mengubah cara mengumpulkan data kematian, ada potensi pengukuran The Economist menjadi kurang tepat
2. Sebagian besar data The Economist berasal dari negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah
Itu karena negara-negara tersebut dianggap mampu menyajikan data yang lebih akurat. Oleh karena itu, pengukuran ini menjadi kurang akurat untuk menggambarkan dinamika pandemi corona di negara-negara miskin dan yang mengalami perang atau bencana alam.