4 Pakaian Adat Jawa Tengah yang Berkelas dan Penuh Filosofi

Image title
8 Oktober 2021, 13:48
Pakaian Adat Jawa Tengah
Pinterest
Pakaian Adat Jawa Tengah

Kain jarik adalah kain yang bermotif batik khas Jawa Tengah. Motif kain jarik biasanya memiliki nilai filosofi tersendiri untuk masyarakat Jawa. Kain batik jarik menjadi pakaian sehari-hari.

Seiring waktu, penggunaan kain jarik untuk sehari-hari lebih sedikit, lebih banyak dipakai untuk acara-acara tertentu. Selain digunakan untuk pakaian, kain jarik kerap digunakan untuk menggendong bayi atau alas tidur bayi dan berbagai keperluan lainnya.

3. Jawi Ungkep

Jawi Jangkep adalah pakaian untuk laki-laki jawa. Biasanya digunakan pada acara resmi dan sehari-hari. Jawi Jangkep yang digunakan untuk acara formal berwarna hitam. Sedangkan Jawi Jangkep yang digunakan untuk sehari-hari berwarna selain hitam. Penggunaan Jawi Jangkep ini juga disertai dengan atribut yang harus dikenakan.

Atribut Jawi Jangkep yang berupa beskap untuk acara-acara formal atau resmi memiliki bagian belakang yang lebih pendek dibandingkan bagian depan. Bawahan yang digunakan bersama Jawi Jangkep adalah kain jarik yang dililit di pinggang. Kain jarik yang digunakan memiliki motif batik khas Jawa Tengah. Selain itu, penggunaan Jawi Jangkep juga disertai dengan penutup kepala blangkon.

Blangkon bukan hanya sekedar penutup kepala, tapi hiasan kepala yang terbuat dari kain batik. Saat ini blangkon sangat digandrungi oleh wisatawan sebagai souvenir dari budaya Jawa. Blangkon merupakan atribut yang memadukan sorban dari pakaian Islam dan budaya Hindu. Ini mencerminkan pengaruh budaya agama Islam dan Hindu di tanah Jawa.

Selain blangkon ada juga stagen, gulungan kain tradisional. Stagen juga bisa dikenakan oleh perempuan. Stagen ini berguna untuk menonjolkan bentuk tubuh perempuan dan menjaga pakaian tetap pada tempatnya sehingga tidak bergeser.

Selanjutnya ada keris yang disematkan di belakang punggung, ikat pinggang dan alas kaki yang berbentuk selop. Untuk acara pernikahan, penggunaan Jawi Jangkep harus disertai dengan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher.

4. Kanigaran dan Basahan

Kanigaran adalah pakaian yang diperuntukkan untuk kalangan bangsawan atau keluarga keraton. Pakaian kanigaran ini terbuat dari beludru dan berwarna hitam. Kanigaran saat ini biasa digunakan untuk acara pernikahan adat jawa. Kanigaran dipilih sebagai baju pengantin karena mempunyai makna yang tinggi dan kental akan budaya Jawa.

Kanigaran agak sedikit berbeda dengan pakaian adat Jawa yang disebut Basahan. Basahan umumnya tidak menggunakan luaran, tapi untuk mengenakan Basahan harus disertai dengan riasan wajah yang disebut dengan paes Ageng Kanigaran. Basahan juga dikenal dengan nama Dodot. Kedua mempelai pengantin mengenakan kemben yang panjang dan lebar. Kemben biasa disebut dengan kain Dodot.

 

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...