Memahami Teks Narasi dari Pengertian sampai Contohnya

Siti Nur Aeni
26 November 2021, 08:40
Ilustrasi penulis sedang membuat teks narasi
Startup Stock Photos/Pexels
Ilustrasi penulis sedang membuat teks narasi

Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh hembusan angin yang sedari tadi berusaha membekukannya. Tangan kanannya yang kekar memikul sebuah cangkul, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.

Pada saat Pak Raden melangkahkan kaki menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber suara itu.

Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar. “Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?” Pak Raden bimbang.

Ketika dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak.

Ternyata suara tangis bayi itu menarik perhatian harimau. Tampaknya harimau itu kelaparan. Dia pandangi bayi tersebut dengan tatapan mengerikan.

Melihat hal itu Pak Raden mengibaskan cangkulnya untuk menghalau binatang buas itu. Harimau itu melawan, dia berbalik menyerang, membuat Pak Raden jatuh dan terluka.

Saat harimau hendak menerkamnya, Pak Raden mengambil cangkul di sampingnya dan mengibaskannya ke harimau itu.

Akhirnya cangkul itu merobek perut harimau dan membuatnya mati. Kemudian Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya pulang untuk diurus sebagai anaknya sendiri.

3. Narasi Sugestif

Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, tetapi Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya.

Hari itu Budi sangat memerlukan uang untuk biaya pengobatan ayahnya. Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar dengan gerobaknya, tetapi tak seorang pun yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya.

Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat mulai masuk ke otaknya. Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari Allah.

Budi menepis semua pikiran jahat tadi dan berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk ayahnya. Budi melanjutkan perjalanan. Saat itu Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang ibu.

“Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!” pikir Budi.

Benar saja, seketika pria itu merampas tas si ibu. Ibu itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada.

“Terima kasih, Nak, untung ada dirimu,” kata ibu itu.

“Iya, lain kali hati-hati ya, Bu,” jawab Budi sambil meninggalkan ibu itu.

“Sebentar, Nak, ini ada sesuatu untukmu,” kata ibu itu.

“Tidak usah, Bu,” tolak Budi dengan halus.

Wanita itu kagum dengan kebaikan Budi. Tanpa sengaja dia melihat gerobak getuk dan berkata,

“Baiklah kalau kamu tidak mau menerimanya, biarkan saya membeli semua getukmu”.

Budi senang dan terharu, akhirnya dia bisa membelikan obat untuk ayahnya.

“Terima kasih, Bu,” jawab Budi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...