Softbank Mundur dari IKN, Otorita Optimistis Investor Lain akan Datang
Softbank Group Corp batal berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Meski begitu, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono tetap optimistis adanya investor yang akan menanamkan dananya untuk IKN.
"Saya kok masih tetap optimistis dengan Pak Dhony (Wakil Kepala Otorita) kalau kita melakukan structuring yang baik dari IKN, tentu investor itu akan datang dengan sendirinya," kata Bambang di Istana Merdeka, Jumat (18/3).
Ia menilai, mundurnya salah satu investor merupakan hal yang biasa dalam dunia swasta. Apalagi, investor memang memiliki karakter yang berbagai macam, mulai dari investor kelas menengah hingga besar. Ada pula investor yang memiliki minat pada bidang tertentu, seperti pendidikan, kesehatan, atau komersial.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap mundurnya Softbank. "Karena ini merupakan proses dari satu kerja sama dengan swasta yang sebetulnya biasa di dunia pembangunan seperti ini," ujar dia.
Bambang pun memperkirakan, akan ada banyak badan usaha yang akan menanamkan dana untuk proyek IKN. Dengan demikian, investasi oleh sektor swasta akan berlangsung secara dinamis.
Sebelumnya, Softbank disebut menawarkan investasi mencapai US$ 40 miliar atau setara Rp 572 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS) untuk membangun Nusantara.
“Softbank melewatkan proyek tersebut, tetapi akan terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio Vision Fund,” kata Juru Bicara Softbank kepada Reuters, Jumat (11/3).
Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga telah menkonfirmasi kabar mundurnya rencana investasi Pendiri Softbank Masayoshi Son tersebut. Namun, Luhut tidak menjelaskan, mengapa pembicaraan investasi di proyek IKN berakhir.
"Tidak ada lagi cerita tentang Masayoshi, dia sudah keluar," ujar Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman Luhut Panjaitan dalam wawancara kepada Bloomberg, pekan ini.
Luhut pada Januari 2020 mengatakan SoftBank telah menawarkan investasi hingga US$40 miliar untuk proyek tersebut. Namun, SoftBank mengatakan pada saat itu tidak ada angka yang ditawarkan.