Ahli Peringatkan Bahaya BPA pada Kemasan Air Minum, Bisa Infertilitas

Amelia Yesidora
8 Juni 2022, 06:00
Seorang petugas depot siap mengantar pesanan air mineral kepada pembeli, di Serui, Kepulauan Yapen, Papua, Sabtu (21/12/19).
ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Seorang petugas depot siap mengantar pesanan air mineral kepada pembeli, di Serui, Kepulauan Yapen, Papua, Sabtu (21/12/19).

 Bahaya BPA Bagi Kesehatan

Dokter dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menjabarkan bahwa BPA berisiko tinggi mengganggu kesehatan manusia, bahkan sejak janin. Pandu menjelaskan bahwa BPA bekerja dengan meniru hormon estrogen tubuh, sehingga bisa mengganggu kinerja hormon tubuh sebenarnya. 

BPA berpengaruh dalam kesuburan wanita dan pria dengan mengganggu kromosom yang ada pada ovarium pada wanita dan kelenjar prostat pada laki-laki. Maka dari itu, BPA bisa menyebabkan infertilitas bahkan gangguan janin pada kehamilan seorang ibu. Dalam beberapa kasus, bila seseorang sudah mengonsumsi terlalu banyak BPA, zat kimia tersebut bisa menimbulkan kanker.

“Sebelum jadi bayi juga sudah ada pengaruhnya. Resikonya itu luas, bisa mengalami gangguan pertumbuhan hingga kemungkinan terjadi autis, tergantung selama di dalam kandungan itu BPA memengaruhi organ mana,” kata Pandu kepada Katadata, Selasa (7/6).

Dengan besarnya risiko penyakit yang ditimbulkan BPA, Pandu sepakat dengan adanya pelarangan BPA di wadah minuman, terutama di botol bayi dan galon isi ulang. Ia juga menyebut peraturan serupa sesungguhnya sudah diterapkan di berbagai negara terkait dengan risiko kesehatan yang dimiliki BPA. Oleh sebab itu, banyak wadah makanan dan minuman diberi label BPA Free di negara-negara lain.

 Menilik analisa GlobalData, Asia adalah pasar yang besar untuk produk BPA. Bahkan, Asia akan mendominasi penambahan kapasitas bisphenol A global pada 2025.

Dalam selang waktu lima tahun tersebut, akan ada pertumbuhan kapasitas BPA sebesar 29%, dari 7,72 juta ton per tahun pada 2020 menjadi 9,92 juta ton per tahun pada 2025. Dari negara-negara di Asia, Cina berkontribusi paling besar dalam penambahan BPA dengan kapasitas 1,15 juta per tahunnya hingga 2025. 

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, air isi ulang menjadi sumber air minum utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga di Indonesia pada 2020. Ada 29,1% rumah tangga yang menyatakan minum air isi ulang pada tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...