Satgas Covid-19 IDI Nyalakan Alarm, Positivity Rate Harian RI 3,9%
Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah dengan rata-rata setiap harinya lebih dari seribu kasus. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengingatkan masyarakat untuk kembali meningkatkan kewaspadaan.
"Alarm untuk kita," ujarnya dalam cuitan di akun resmi Twitter yang dikutip Jumat (24/6).
Risiko penularan telah meningkat dari sedang menjadi tinggi dalam beberapa minggu terakhir. "Positivity rate Jakarta mencapai 10% dan Indonesia 9,1%," jelasnya.
Angka yang diungkap Zubairi merupakan positivity rate secara agregat di Indonesia. Sedangkan untuk hariannya, Indonesia masih berada pada 3,93%. Hal ini masih berada di bawah ketetapan World Health Organization (WHO), yang menerapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5%.
Apabila positivity rate suatu daerah semakin tinggi, maka kondisi pandemi di daerah tersebut memburuk. Kapasitas pemeriksaan Covid-19 pun perlu ditingkatkan.
Zubairi mengajak masyarakat agar kembali memperketat protokol kesehatan dalam keseharian untuk mencegah penularan semakin meluas. "Ingat, banyak kelompok rentan seperti lansia dan komorbid di sekitar kita."
Alarm untuk kita.
Risiko penularan telah pindah dari sedang ke tinggi dalam hitungan minggu. Positivity rate Jakarta mencapai 10% & Indonesia 9,1%.
Ingat, banyak kelompok rentan seperti lansia & komorbid di sekitar kita. Tetap prokes & jaga sistem kesehatan—agar tak terbebani.— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) June 23, 2022
Anjuran serupa juga diingatkan oleh epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono. Menurutnya, Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan telah mengingatkan masyarakat bahwa pandemi belum berakhir, sehingga perlu tetap menjaga kewaspadaan.
"Artinya pakai masker selama beraktivitas dengan orang lain, di dalam ruangan atau di luar ruangan," tulisnya yang dikutip Jumat (24/6).
Pak @jokowi bilang "Waspada, waspada, waspada!" Artinya Pakai Masker, pakai masker, pakai masker selama beraktifitas dg orang lain, di dalam ruangan atau di luar ruangan. Lalu vaksinasi, vaksinasi, vaksinasi! Artinya vaksinasi sampai booster, baru dibilang LENGKAP. Elok nian ???????????? pic.twitter.com/pTDjxxHckI— Juru Wabah ???????? (@drpriono1) June 23, 2022
Jika melihat data, dalam tiga hari terakhir, sejak 21 Juni 2022, jumlah kasus positif hampir menyentuh 2000 orang. Secara berurutan, 1.678 pada Selasa (21/6), lalu 1.985 kasus pada Rabu (22/6), dan 1.907 kasus pada Kamis (23/6).
Peningkatan kasus positif secara konsisten terjadi mulai 7 Juni 2022. Saat itu tercatat 518 orang positif, dari sehari sebelumnya pada 6 Juni 2022 dengan 342 kasus. Sejak 7 juni hingga 23 Juni 2022, secara total telah bertambah 17.683 kasus dengan rata-rata kasus positif harian mencapai 1.040 per hari.
Jumlah ini berbanding terbalik dengan dua pekan sebelumnya. Pada 24 Mei hingga 6 Juni 2022, secara total terdapat 4.378 kasus, dengan rata-rata harian 312 kasus positif.
Titik lonjakan kemudian terjadi pada Selasa (14/6), ketika tercatat ada 930 kasus. Meningkat 36,4% dari sehari sebelumnya pada 13 Juni 2022, ketika jumlah kasus positif dilaporkan mencapai 591 orang.
Sehari setelahnya, kembali lonjakan terjadi dengan 1.242 kasus tercatat pada Rabu (15/6). Selanjutnya jumlah kasus positif tertahan dengan rata-rata pada angka 1.200 kasus selama enam hari berturut-turut. Hingga kembali lagi terjadi lonjakan pada Selasa (21/6) dengan menyentuh angka 1.678 kasus.
Mayoritas kasus positif, berasal dari DKI Jakarta.
Sebelumnya, IDI juga meminta pemerintah memperketat lagi sejumlah protokol kesehatan masyarakat. Beberapa yang direkomendasikan adalah memakai masker, baik itu di tempat terbuka maupun tertutup, hingga memberlakukan kembali syarat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif untuk pelaku perjalanan.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar IDI dr Adib Khumaidi, pandemi masih belum selesai. Sedangkan untuk situasi endemi, menunjukkan penyakitnya ada tetapi penularannya terkendali. Artinya endemik bukan berarti kondisi yang bebas penyakit.
"Tetap perlu menjalankan upaya pencegahan dan pengendalian penularan yang kuat," kata Adib dalam keterangan tertulis, Selasa (21/6). Selain itu, IDI merekomendasikan pemerintah meningkatkan lagi penelusuran dan tes, menggenjot vaksinasi booster dan anak, serta edukasi masif pencegahan pandemi. Masyarakat juga diimbau rajin mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.