Kunjungi Babel, Jokowi Blusukan ke Proyek Smelter Baru PT Timah
Presiden Joko Widodo akan mengunjungi salah satu smelter PT Timah Tbk yang sedang dibangun di Bangka Belitung. Fasilitas produksi yang dimaksud adalah Top Submerged Lance atau TSL Ausmelt Furnace.
Sebagai informasi, pembangunan TSL Ausmelt Furnace telah dimulai pada 2019. Adapun, konstruksi fasilitas produksi tersebut dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk dan Outotec Pty Ltd.
"Presiden akan melanjutkan perjalanan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU menuju Kabupaten Bangka Barat. Di sana, Presiden Jokowi diagendakan untuk meninjau pembangunan Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk," seperti tertulis dalam laman resmi Sekretariat Presiden, Kamis (20/10).
Dari informasi dalam laman Total Materia, Ausmelt merupakan perusahaan utama yang dapat memasok TSL Ausmelt Furnace di dunia. TSL Ausmelt Furnace umumnya digunakan oleh produsen tembaga, timah, timah, nikel, logam golongan platinum, seng, dan logam besi.
Korea Zinc Co Ltd tercatat menjadi perusahaan pelanggan Ausmelt. Total Materia mendata Korea Zinc telah memiliki lima unit TSL Ausmelt Furnace dengan total kapasitas produksi 510.000 ton per tahun.
Sementara itu, TSL Ausmelt Furnace dengan kapasitas terbesar mencapai 200.000 ton di Zhong Tiao Shan yang dimiliki oleh China North Industrial Equipment Co Ltd. TSL Ausmelt Furnace yang saat ini dibangun untuk PT Timah memiliki kapasitas produksi sekitar 40.000 ton per tahun.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar mengatakan TSL Ausmelt Furnace dapat mengolah bijih timah dengan kadar 40%. Adapun, Umar menilai TSL Ausmelt Furnace akan memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari smelter eksisting lantaran memiliki proses peleburan yang lebih cepat.
Abdulah menghitung pengoperasian TSL Ausmelt Furnace dapat meningkatkan efisiensi produksi sebanyak 25% - 34%. Hingga 14 September 2022, progres konstruksi TSL Ausmelt Furnace milik PT Timah sudah mencapai 97,33% dan dijadwalkan rampung pada November 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, PT Timah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun pada semester I 2022, atau melonjak 301% dari raihan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kinerja anak perusahaan dan melesatnya harga jual logam berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan perseroan.
Pada enam bulan pertama tahun ini, perusahaan mengantongi pendapatan Rp 7,47 triliun atau naik 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,87 triliun. Posisi nilai aset perseroan pada kuartal II 2022 tercatat sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp 14,7 triliun.