BMKG: Gempa Cianjur Siklus 20 Tahunan, Bisa Terulang Lagi
Gempa berkekuatan 5.6 magnitudo melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan mengakibatkan 268 orang meninggal. Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa ini merupakan siklus 20 tahunan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan gempa di Cianjur sebelumnya terjadi pada tahun 2000 dan 1982. Oleh sebab itu ia meminta hal tersebut jadi perhatian.
"Artinya, gempa bisa terulang lagi dalam 20 tahun ke depan," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/11).
Ia berharap dengan siklus seperti ini, maka bangunan yang dibangun di Cianjur dapat didesain tahan gempa. BMKG juga akan menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan survei guna mengetahui kondisi tanah yang relatif aman terhadap guncangan.
"Hasilnya akan kami sampaikan ke pemda," kata Dwikorita.
BMKG juga mencatat ada 145 gempa susulan usai gempa besar kemarin. Meski demikian, sebagian besar lindu tak dirasakan karena ukurannya lebih kecil dan semakin menyusut.
"BMKG memperhitungkan kurang lebih dalam empat hari lagi, gempa-gempa tersebut akan berhenti," kata Dwikorita.
Dampak gempa tersebut, masih ada korban yang hilang sebanyak 151 orang. Adapun, sebanyak 1.083 orang mengalami luka dan 58.362 mengungsi akibat gempa berkekuatan 5.6 magnitudo itu.
"151 ini akan didalami, bisa saja korban yang hilang masuk 268 yang belum teridentifikasi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto.
BNPB juga mendata sebanyak 6.570 rumah mengalami rusak berat, sebanyak 2.071 mengalami rusak sedang, serta 12.641 rusak ringan. Pemerintah menjanjikan rumah yang rusak ini diperbaiki dengan berbagai skema pembiayaan.
Adapun, bencana ini berdampak kepada 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur. Kedua belas kecamatan itu terdiri dari Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrong.