Studi dan Rekomendasi untuk Mendorong Transformasi Pembelajaran

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
6 Desember 2022, 14:20
Studi dan Rekomendasi untuk Mendorong Transformasi Pembelajaran
Katadata


“Karakter kurikulum yang berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa adalah kurikulum yang berfokus pada materi esensial dan memberikan ruang fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak,” ujarnya.


Berangkat dari temuan-temuan tersebut, ada sejumlah rekomendasi yang dirumuskan. Di level sistem dan kebijakan, perlu ada transformasi kurikulum, pengembangan kapasitas guru, serta perbaikan akses dan kualitas sumber daya pembelajaran dan infrastruktur. Di level sekolah, perlu ada penggunaan asesmen formatif, adaptasi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, serta memaksimalkan penggunaan sumber belajar seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan platform lokal yang tersedia. Lalu di level komunitas, perlu ada upaya untuk mengaktifkan komunitas praktisi seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk pengembangan kapasitas guru, serta membangun dan memperkuat kolaborasi dengan masyarakat (orang tua, swasmitra pembangunan, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), perangkat desa, dan pihak relevan lainnya) dan entitas pendidikan terkait (Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Guru Penggerak (BGP)).

Praktik baik upaya pemulihan pembelajaran

Selain paparan hasil studi, Temu Inovasi ke-14 yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan pendidikan dari sejumlah daerah juga menjadi ruang berbagi kisah praktik inspiratif untuk memulihkan pembelajaran siswa. Niayah, Kepala Madrasah Ibtidaiyah I Muhammadiyah (MIM) 16 Paciran Lamongan, Jawa Timur, misalnya, bercerita tentang transformasi pembelajaran melalui penyebarluasan literasi dalam komunitas belajar untuk mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).


Sebagai Koordinator Daerah (Korda) pelaksanaan program INOVASI-Literasi di daerahnya, Niayah harus melaksanakan program literasi di 10 lembaga SD/MI di tengah pandemi. Ia pun bekerjasama dengan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim pada 2020. Ia mengembangkan program literasi di MIM 16, yakni berupa literasi Al-Quran dan literasi membaca yang menyeluruh bagi para siswa. Bersama para guru, ia melakukan bedah kelas, membuat jam khusus membaca, merenovasi perpustakaan, membuat pojok baca di kelas dan lorong sekolah, membuat program tahfidz Quran dan kompetisi-kompetisi literasi di madrasahnya. Upaya itu berhasil sehingga diadopsi oleh hampir seluruh SD dan MIM di Kabupaten Lamongan.


“Seluruh kegiatan diseminasi ini dilakukan dengan pendanaan mandiri yang didasarkan pada kesadaran untuk melakuan perubahan terutama untuk MIM. Selama ini memang sangat jarang ada program pelatihan dan pendampingan yang memang ditujukan untuk madrasah. Dengan bermitra dengan INOVASI, guru banyak mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan madrasah lain dan mendapatkan pengembangan kapasitas untuk mengajar yang menyenangkan,” terangnya.


Kisah inspiratif lainnya disampaikan oleh Kepala Sekolah Dasar Masehi Mbatakapidu, Sumba Timur, NTT Yunitha May Atanumba mengenai transformasi pembelajaran bahwa pembelajaran yang dirancang oleh guru yang dulu berpusat pada guru sekarang sudah berpusat pada siswa. “Melalui kegiatan KKG kami berkolaborasi untuk menyusun modul ajar, membuat media bersama, melakukan simulasi dan refleksi. Jika sebelumnya guru belum melakukan asesmen pembelajaran, sekarang guru wajib melakukan asesmen awal pembelajaran dan memetakan kemampuan siswa,” tambahnya.


Vamelia Ibrahim selaku Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tana Tidung, Kalimantan Utara, juga berbagi pengalaman terkait upaya percepatan pemulihan pembelajaran di Tana Tidung. Proses pemulihan pembelajaran itu dilakukan melalui dua jalur, yakni sekolah dan masyarakat. Khusus untuk pemulihan pembelajaran melalui jalur masyarakat, pengoptimalan fungsi TBM menjadi pilihan. Dalam waktu satu tahun, Vamelia berhasil mendorong berdirinya 38 TBM di seluruh desa di Tana Tidung.


“Kami melakukan pengambilan data di SD 13 Tana Tidung. Anak yang dulunya belum bisa baca, setelah ke TBM, mereka mulai lancar membaca. Data per Juli – Oktober 2022 di SD tersebut menujukkan ada sebanyak 55% siswa kelas awal telah lulus kompetensi literasi dasar atau siswa sudah lancar membaca. Kemudian, 85% siswa kelas tinggi telah sampai level pemahaman membaca secara mandiri atau siswa mampu menjawab pertanya yang jawabannya ekplisit dan implisit,” ujar dia.


Selain kisah inspiratif dari daerah, Temu Inovasi ke-14 juga diisi dengan sesi diskusi. Sejumlah topik yang dibahas dalam sesi diskusi tersebut antara lain capaian keterampilan dasar siswa Indonesia, upaya pemulihan pembelajaran, dan kesenjangan yang dihadapi kelompok rentan dalam pendidikan di Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...