Perubahan Iklim Picu Kenaikan Air Laut, Ancam 160 Juta Warga Pesisir
Kementerian Bappenas menyebut perubahan iklim sudah membuat sejumlah wilayah di Indonesia terendam permanen akibat kenaikan muka air laut.
Menteri Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan salah satu kota yang mulai terendam yakni Pekalongan di Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB), rata-rata penurunan tanah di Pekalongan mencapai 10 cm-20 cm per tahun. Ia menyebut perubahan iklim berdampak sangat signifikan terhadap wilayah pesisir Indonesia.
“Kenaikan muka air laut akan berkisar antara 0,8-1,2 cm per tahun dan sudah mulai banyak wilayah di Indonesia yang tergenang dan terendam secara permanen,” katanya dalam dialog ‘Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045’ Senin (21/8).
Suharso menuturkan saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang membuat tanggul untuk mengatasi banjir rob di di Pekalongan. Namun, itu hanya solusi sementara. Hitung-hitungan Bappenas, kenaikan muka air laut akan mengancam 160 juta masyarakat yang tinggal di pesisir.
“Kalau itu terjadi sesuatu, mereka harus bermigrasi mencari tempat yang lebih aman dan tentu saja ini pada gilirannya berikutnya akan berpengaruh terhadap ekonomi dan akan disusul demam berdarah, malaria, pneumonia dan seterusnya,” ucapnya.
Suharso menyebut jumlah kasus kematian akibat demam berdarah disebut meningkat lebih dari 25% pada kurun waktu 2021-2022. Lebih lanjut, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan sekitar 1-4 persen hingga 2034.