Jokowi Bela Prabowo: Sebagian Data Pertahanan Negara Informasi Rahasia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui adanya sensor atau pembatasan informasi dan data tertentu terkait urusan pertahanan dan keamanan negara. Dia mengibaratkan informasi yang menyangkut strategi besar negara tidak bisa dibuka secara gamblang ke publik layaknya toko kelontong.
"Yang berkaitan dengan pertahanan, kemaanan negara dan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi kepada wartawan di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten pada Senin (8/1).
Jokowi menambahkan, data mengenai kondisi pertahanan dan keamanan negara merupakan informasi strategis yang sebagian memuat rahasia bangsa. "Karena ini menyangkut strategi besar negara, tidak bisa semua dibuka kayak toko kelontong. Nggak bisa," ujar Jokowi.
Narasi menyenai informasi dan data pertahanan dan keamanan negara menjadi mencuat saat debat capres ketiga di Istora Senayan Jakarta pada Ahad (7/1), kemarin. Debat yang berlangung selama 150 menit itu membahas isu seputar pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.
Dalam sesi debat tersebut, calon presiden Anies Baswedan menilai penyediaan Alutsista saat ini berlandaskan selera pihak tertentu tanpa melihat preferensi yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Menurut Anies, pengadaan Alutsista Indonesia harus menyesuaikan dengan beragam ancaman mutakhir seperti peretasan, judi online, dan ancaman serangan terorisme.
"Inilah yang menurut kami penting dan anggarannya perlu ditingkatkan. Tapi jangan keliru, ancamannya ada pergeseran, kami melihat perlunya strategi yang baik," ujar Anies.
Pernyataan serupa juga dikatakan oleh calon presiden Ganjar Pranowo. Dia menyebut rencana pengadaan Alutsista harus mengacu pada kebutuhan tiap-tiap matra TNI.