DPR Bela Prabowo Tak Buka Data Pertahanan Saat Debat, Apa Alasannya?

Ira Guslina Sufa
8 Januari 2024, 14:47
DPR Bela prabowo
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto memberi salam sebelum menyampaikan pandangannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Button AI Summarize

Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat membela keputusan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang tidak bersedia meladeni permintaan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk beradu data di debat capres yang berlangsung Minggu (7/1). Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz menyebut data pertahanan merupakan informasi yang bersifat rahasia. 

Menurut Meutya data mengenai pertahanan negara memiliki risiko bagi kedaulatan negara jika menyampaikannya secara terbuka di hadapan publik. "Data pertahanan negara tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, confidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu," kata Meutya seperti dikutip Senin (8/1). 

Meutya menjelaskan sikap para capres lain yang meminta Prabowo membuka data pertahanan negara di hadapan publik tidak memahami risiko yang akan timbul. Padahal menurut dia data mengenai pertahanan dan keamanan berkaitan langsung dengan kedaulatan negara. 

Sifat terbatas data pertahanan menurut Meutya perlu diperhatikan lantaran debat antar capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum disiarkan secara langsung oleh media. Ia menyebut bisa data dibuka berpotensi menjadi perhatian seluruh dunia.

"Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara di atas politik meski sudah dicecar sebegitu rupa," ujar Meutya. 

Legislator yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen itu menilai debat yang membahas pertahanan negara seharusnya menjadi ranah persatuan antara calon presiden. Ia pun mengkritik bila persoalan pertahanan justru berpotensi mengancam kedaulatan bangsa.

“Negara lain sangat berkepentingan pada isu pertahanan ini. Harusnya kita memperlihatkan persatuan bahwa Indonesia dalam debat pertahanan, tentunya dengan sikap calon pemimpin yang penuh jiwa negarawan," ujar Meutya.

Ia berharap rakyat dapat bijak dan berhati-hati dalam memilih pemimpin ke depan. Apalagi menurut dia kondisi geopolitik dunia saat ini sedang tidak stabil. Karena ia ia meminta publik tetap berhati-hati dalam mencerna narasi tentang pertahanan. 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...