Membaca Simpang Jalan Surya Paloh - Anies, Dalam Bayang Koalisi Besar

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Maret 2024, 07:37
Anies surya paloh
ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri) di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Di sisi lain, Arifki juga melihat PKS tengah membaca kesempatan yang sama untuk menjadi bagian dari pemerintahan Prabowo. Peluang ini kian terbuka karena PKS sudah lama menjadi partai oposisi dan punya kedekatan dengan Prabowo.

“Saat ini, Nasdem, PKS, dan PKB meskipun tidak menolak ruang gugatan di MK. Pada sisi lainnya, tentu juga membaca peluang politik untuk menjadi bagian dari pemerintahan baru," kata Arifki.

Anies Baswedan, Muahimin Iskandar, Surya Paloh dan Jusuf Kalla saat buka bersama di rumah JK, Rabu (20/3)
Anies Baswedan, Muahimin Iskandar, Surya Paloh dan Jusuf Kalla saat buka bersama di rumah JK, Rabu (20/3) (Katadata / amelia yesidora)

Prabowo Ingin Bangun Koalisi Besar

Di sisi lain, Koalisi Indonesia Maju (KIM) berupaya membangun koalisi besar untuk membangun kekuatan di Parlemen. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan jajaran pengurus KIM telah menjalin komunikasi dengan partai politik di luar koalisi pengusung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden atau pilpres 2024.

“Kami akan terus membangun koalisi besar dengan berbagai macam partai politik yang ada di Senayan, dan komunikasi itu sekarang sudah berlangsung,” kata Muzani di sela konferensi pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Rabu (20/3).

Muzani melanjutkan, upaya KIM untuk menambah partai ke keanggotaan koalisi pendukung Prabowo-Gibran saat ini cenderung berjalan positif. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan ada partai politik yang akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju. “Komunikasi sedang berlangsung dan hasilnya positif,” ujar Muzani.

Dia meyakini akan ada partai politik yang akan bergabung ke KIM. Meski begitu Muzani tidak menyebutkan secara spesifik partai mana yang akan merapat. "Insyaallah (ada tambahan partai),” kata Muzani.

Adapun sejumlah partai diprediksi masuk koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di masa depan. Beberapa partai seperti Nasdem, PKB, hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diproyeksikan akan bergabung. Hal ini membuka kemungkinan kursi oposisi hanya tersisa untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan PKS.

"Kalau kita lihat, Nasdem dan PKB tak punya DNA oposisi," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin kepada Katadata.co.id, Senin (19/2).

Adapun PPP juga disebutnya berpotensi bergabung jika lolos ambang batas parlemen. Ini karena suara PPP terlalu kecil untuk berperan sebagai oposisi ataupun penyeimbang.

Sedangkan peneliti dari Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal memprediksi PDIP dan PKS juga akan menjadi oposisi. Alasannya, kedua partai ini punya pengalaman sebagai oposisi.

Nicky mengatakan salah satu faktor yang bisa membuat partai banteng beroposisi dengan Prabowo adalah sikap yang berseberangan dengan Presiden Joko Widodo. Meski demikian, ia menilai kubu Prabowo akan mengajukan tawaran politik dari kepada PDIP.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...