Top News: Data TNI dan Polri Diduga Bocor, Laba Bursa Anjlok 40%
Data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan Indonesia Automatic Finger Identification System (INAFIS) Polri diduga bocor, sehingga diperdagangkan di situs gelap atau dark web.
Pihak yang mengaku sebagai peratas meminta imbalan hingga US$ 7.000 atau sekitar Rp 114 juta.
Peretas dalam forum jual beli data di dark web juga menyediakan contoh data yang mereka kuasai, dan menjanjikan data lengkapnya kepada pihak yang ingin membayar data tersebut.
Peretasan terhadap data BAIS TNI dan Inafis Polri menjadi salah satu artikel terpopuler pada Top News Katadata.co.id. Selain itu, ketahui juga bagaimana kekhawatiran terhadap pelemahan rupiah, serta penurunan laba Bursa.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Data BAIS TNI dan INAFIS Polri Diduga Bocor dan Dijual di Dark Web
Data milik Badan Intelijen Strategis atau BAIS TNI dan Indonesia Automatic Finger Identification System (INAFIS) Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) bocor dan diperjualbelikan di situs gelap atau dark web.
Pelaku peretasan meminta tebusan hingga US$ 7.000 dolar atau sekitar Rp 114 juta.
Informasi dugaan kebocoran data diungkap akun X @falconfeedsio. Menurut akun tersebut pelaku peretasan adalah hacker dengan nama Samaran Moonz Haxor.
Peretas dalam forum jual beli data gelap di dark web juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, dan menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang ingin membayar.
2. Waswas Rupiah Melemah, Benarkah Ekonomi Indonesia Baik-baik Saja?
dalam konferensi pers yang digelar pemerintah terkait kondisi ekonomi terkini pada awal pekan ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani duduk sejajar dengan “orang dekat” Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono dan Budi Djiwandono.
Kedua keponakan Prabowo itu masuk dalam Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran. Bersama pemerintah, mereka mencoba menenangkan pasar yang bergejolak pekan lalu dan sempat menyeret rupiah mendekati 16.500 per dolar AS.
Rupiah terperosok setelah munculnya wacana relaksasi defisit APBN pada tahun depan. Prabowo dikabarkan ingin merelaksasi rasio utang terhadap PDB hingga di kisaran 50% untuk mengakomodasi program-program janji kampanyenya, termasuk makan siang bergizi.
Sri Mulyani mengatakan, konferensi pers gabungan itu merupakan orkestrasi untuk memberikan kejelasan proses transisi, terutama berkaitan kebijakan ekonomi dan APBN. Karena itu, Thomas dan Budi dilibatkan.
3. Impor Barang RI dari Israel Naik 4 Kali Lipat, Terbanyak Mesin Pesawat
Badan Pusat Statistik mendata nilai impor nonmigas dari Israel naik hampir empat kali lipat secara tahunan pada Januari-Mei 2024 menjadi US$ 35,15 juta.
Kenaikan tersebut didorong oleh impor mesin pesawat yang sebesar 820,78% per Mei 2024 menjadi US$ 1,3 juta atau sekitar Rp 20,89 miliar.
Dari dokumen yang diterima Katadata.co.id, total nilai impor mesin pesawat dari Israel pada Januari-Mei 2024 mencapai US$ 25,82 juta atau naik 755,54% secara tahunan.
Importasi terbesar terjadi pada akhir kuartal pertama tahun ini atau hingga US$ 15,35 juta. Namun, pertumbuhan terbesar terjadi pada importasi mesin atau peralatan listrik dari Israel yang naik lebih dari 12 kali secara bulanan per Mei 2024 menjadi US$ 3,86 juta.
Adapun total nilai impor mesin atau peralatan listrik yang mencapai US$ 5,1 juta pada Januari-Mei 2024. Komoditas terakhir yang menopang realisasi impor dari Israel adalah perkakas dan perangkat potong yang mencapai US$ 1,55 juta pada Januari-Mei 2024.
4. Rupiah Loyo Berimbas ke Industri Sawit, Harga Minyak Goreng akan Naik?
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki menyebut, pelemahan rupiah akan berdampak pada industri minyak kelapa sawit mentah pada akhir kuartal terakhir 2024.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan pelemahan rupiah akan berdampak pada harga pupuk yang digunakan di kebun.
"Pelemahan rupiah tidak akan berdampak selama tiga bulan ke depan pada industri CPO, tapi setelah itu pasti akan bermasalah ke industri CPO," kata Eddy kepada Katadata.co.id, Rabu (26/6).
Eddy menjelaskan jenis pupuk yang dibutuhkan oleh perkebunan sawit adalah NPK. Jenis pupuk yang diproduksi di dalam negeri adalah Nitrogen, sedangkan pupuk phospat dan kalium masih bergantung pada impor.
Adapun perkebunan sawit membutuhkan pemupukan sebanyak dua kali setahun. Dengan demikian, pelemahan rupiah akan berdampak pada peningkatan biaya operasi perkebunan pada masa pemupukan kedua pada Oktober-November 2024.
5. Laba Bursa Efek Indonesia Anjlok 40,5% Jadi Rp 573 Miliar di 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan kinerja kurang memuaskan sepanjang Januari–Desember 2023. Hal disebabkan penurunan laba secara signifikan karena pendapatan usaha terkait transaksi bursa anjlok pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan BEI, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 573,28 miliar pada tahun buku 2023. Nilai tersebut anjlok 40,52% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 964,27 miliar pada 2022.
Penurunan laba tersebut sejalan dengan merosotnya pendapatan perseroan senilai Rp 2,49 triliun pada tahun 2023. Angka ini merosot 14% dari pendapatan tahun yang sebelumnya mencapai Rp 2,90 triliun.
Secara rinci, pendapatan usaha terkait transaksi bursa turun 23,03% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,82 triliun pada akhir tahun 2023.
Sebaliknya, pendapatan usaha selain transaksi bursa naik 43,2% menjadi Rp 192,06 miliar secara tahunan.
Pendapatan investasi melonjak 46,8% yoy menjadi Rp 279,69 miliar. Kemudian diikuti oleh setoran laba bersih anak usaha atau entitas asosiasi naik 3,8% yoy menjadi Rp 163,83 miliar.