Temui Jokowi, Serikat Pekerja Risau Polemik Kadin Ganggu Negosiasi Upah Buruh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea ke Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (17/9) malam. Pertemuan yang berlangsung selama 2,5 jam itu mayoritas membahas soal polemik dualisme kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Andi Gani keluar dari Istana seorang diri sekira pukul 19.30 WIB lewat gerbang 'pilar' yang menghadap ke Jalan Veteran, Jakarta. Dia bercerita bahwa KSPSI menaruh perhatian ekstra ihwal dinamika internal Kadin belakangan ini.
Menurut Andi Gani, dualisme kepemimpinan di Kadin berkaitan langsung dengan perhitungan upah minimum pekerja tahun 2025. Sebentar lagi, Serikat Pekerja akan melaksanakan proses negosiasi upah di Dewan Pengupahan yang melibatkan pemerintah dan para pengusaha yang diwakili oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada November ini.
"Apindo itu bagian dari Kadin. Itulah yang menjadi kebingungan bagi kami ketika berunding nantinya dengan siapa? November sebentar lagi. Ini menjadi perhatian dari pimpinan serikat buruh," kata Andi Gani saat ditemui wartawan seusai pertemuan dengan Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan bahwa tiga konfederasi serikat buruh terbesar yakni Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Pimpinan Said Iqbal, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia pimpinan Elly Rosita Silaban, dan KSPSI pimpinan Andi Gani mengakui Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin.
"Saya tidak ada persoalan kepada Anindya Bakrie, hanya kami berpegangan kepada konstitusi sesuai AD/ART dan juga Arsjad Rasjid masih memegang keputusan presiden sebagai Ketua Kadin sampai saat ini," ujar Andi Gani.
Andi Gani saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Kapolri Bidang Ketenagakerjaan. Selain itu, Andi Gani juga merupakan mantan komisaris utama merangkap komisaris independen BUMN PT Pembangunan Perumahan (PP). Dia mundur dari posisi itu setelah bergabung di Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mendorong agar polemik dwi kepemimpinan Kadin segera diselesaikan. Ia meminta persoalan itu diselesaikan oleh para pengurus di internal organisasi.
Jokowi pun meminta agar dinamika Kadin saat ini tidak mencatut atau diteruskan kepada pihak luar, termasuk dirinya sebagai presiden. Menurut Jokowi, Kadin adalah organisasi pengusaha, bukan organisasi politik sehingga harus berfokus pada kepentingan bisnis dan ekonomi, bukan politik.
Jokowi berharap Kadin dapat menyelesaikan masalah internalnya tanpa harus melibatkan atau mengaitkannya dengan sosok presiden. "Jangan nanti bola panasnya disorong ke saya," kata Jokowi kepada wartawan seusai meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa, Jakarta pada Selasa (17/9).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan dirinya punya hubungan baik dengan sejumlah pimpinan Kadin seperti Suryo Bambang Sulisto, Rosan Roeslani, hingga Arsyad Rasjid. Jokowi juga mengakui punya relasi baik dengan Ketua Umum Kadin hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2024 Anindya Bakrie.
Lebih jauh, ia mengatakan bersedia bertemu dengan para pimpinan Kadin di tengah situasi politik internal saat ini. Dia kembali menegaskan agar Kadin mengurus permasalahan internalnya secara mandiri dan tidak menjadikannya sebagai persoalan yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
"Siapapun bertemu dengan saya. Saya terbuka, tidak ada masalah. Tapi sekali lagi, selesaikan masalah Kadin ini di internal Kadin. Jangan menyorong bola panasnya ke presiden, itu saja," kata Jokowi.