Bulog Sudah Serap 908 Ribu Ton Beras Petani Tahun Ini, Dekati Angka Tahun Lalu

Ameidyo Daud Nasution
26 September 2024, 23:47
beras, bulog, badan pangan
ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/nym.
Pemimpin Cabang Perum Bulog Kantor Cabang Tangerang Omar Sharif (kanan) didampingi staf memeriksa stok beras di Gudang Bulog Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (17/9/2024). Perum Bulog menjamin ketersediaan stok beras aman hingga akhir tahun 2024 dengan perkiraan mencapai 1,5 juta ton.
Button AI Summarize

Badan Pangan Nasional mengatakan realisasi penyerapan beras lewat Perum Bulog telah mencapai 908 ribu ton. Angka tersebut merupakan serapan sejak Januari hingga pekan ketiga September 2024.

"Kami optimistis hingga akhir 2024, penyerapan Bulog bisa terus meningkat," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Paser, Kalimantan Timur, Kamis (26/9) dikutip dari Antara.

Arief mengatakan sejak 2022, realisasi penyerapan beras oleh Bulog mencapai 994 ribu ton. Angkanya meningkat jadi 1 juta ton pada 2023.

Badan Pangan bersama Bulog akan membantu menyerap produksi beras petani. Beras tersebut lalu disalurkan ke berbagai program, termasuk bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk 10 kilogram untuk setiap eluarga penerima manfaat.

Sedangkan, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan Bulog tengah melakukan pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 600 ribu ton.

Ia berharap bisa mendapatkan harga untuk penyangga beras seluruh Indonesia. "Termasuk beras PSO dan komersial," kata Wahyu.

Bulog juga meminta Badan Pangan agar fleksibel dalam penetapan harga patokan beras. Bapanas juga diminta menggandeng asosiasi untuk memperkuat stok beras.

"Supaya kami bisa ajak Perpadi, HKTI, KTNA, dan asosiasi lainnya supaya bersama-sama kontribusi dalam penguatan stok dengan harga yang bagus," kata Wahyu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi catatan Bank Dunia yang menyebut situasi petani di Indonesia tidak sejahtera meskipun harga beras eceran domestik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan harga di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Jokowi menjelaskan bahwa untuk memahami harga beras di Indonesia, perlu melihat harga Free On Board atau BOD yang berkisar antara US$ 530-600 per ton atau sekira Rp 8-9 juta. Besaran FOB mencakup pada biaya produksi, biaya transportasi dari lokasi produksi ke pelabuhan pengiriman, dan biaya pemuatan barang ke kapal.

Selain itu, harga beras di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh biaya pengiriman (freight) US$ 40 per ton atau sekira Rp 607 ribu per ton. Biaya ini mencakup pengiriman dari negara penghasil atau importir beras ke Indonesia yang dapat mempengaruhi harga beras di tingkat konsumen.

“Kalau mau membandingkan itu harusnya di konsumen. Di situ akan kelihatan,” kata Jokowi seusai meninjau ketersediaan beras di Pergudangan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada Kamis (26/9).

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...