Impor Bawang Putih di Tengah Virus Corona Bisa Picu Kenaikan Harga
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengkhawatirkan rencana pemerintah yang akan mengimpor bawang putih dari Tiongkok untuk menambah stok dalam negeri yang mulai menipis.
Ketua Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan impor bawang putih dari Tiongkok bisa menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terhadap penularan virus corona. Kekhawatiran tersebut bisa memicu kenaikan harga bawang putih di pasar.
"Jadi stok bawang putih ada, tapi isu corona kuat sehingga harga naik. Ini psikologi pasar. Kenaikan harga yang disebabkan psokologi pasar akan sulit dikendalikan," kata Abdullah di Jakarta, Selasa (11/2).
Dia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat baru mengetahui bawang putih diimpor dari Tiongkok. Akibatnya, masyarakat berpotensi enggan membeli bawang putih asal Tiongkok lantaran takut tertular virus corona.
(Baca: Kementan Sebut 2 Alasan Naiknya Harga Bawang: Corona & Terlambat Impor)
Dia pun memperkirakan impor tersebut dapat menurunkan harga bawang putih yang tengah melonjak. Namun, harga tidak akan serta merta turun kembali normal pada kisaran Rp 30.000 per kilogram. Harga bawang putih diperkirakan masih di kisaran Rp 38.000 - 40.000 per kilogram karena kekhawatiran tersebut.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah mengimpor bawang putih dari negara alternatif lainnya. Impor bisa dilakukan dari Vietnam, Thailand, atau negara produsen bawang putih lainnya.
Menurutnya, bawang putih dari Thailand memiliki kemiripan dengan bawang putih Indonesia sehingga bisa diterima oleh masyarakat. Sedangkan, bawang putih India memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan bawang putih Indonesia.
Selain itu, dia juga menilai pemerintah perlu memberikan penjelasan ke publik bahwa virus corona tidak menyebar melalui tanaman, termasuk bawang putih. "Sebab bila stok barangnya ada namun ada isu corona yang kuat, harga bisa terganggu," ujar Abdullah.
(Baca: Tak Terpengaruh Corona, RI Impor 103 Ribu Ton Bawang Putih Tiongkok)
Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih sebesar 103.000 ton untuk 10 importir. Saat ini, perizinan tengah menunggu Persetujuan Impor (PI) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Adapun, harga bawang putih terus mengalami lonjakan selama beberapa hari terakhir di pasar. Kementan mengungkapkan, setidaknya ada dua alasanya yang menyebabkan kenaikan harga bawang, yakni karena virus corona hingga menipisnya stok di pasar akibat keterlambatan impor.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, sejak virus corona merebak di kota Wuhan, Tiongkok, banyak pengusaha menahan stok bawang putih di gudang lantaran khawatir terjadi penyebaran virus.
Sebagaimana diketahui, lebih dari 80% impor bawang putih Indonesia saat ini berasal dari Tiongkok. "Sejak ada lonjakan harga karena virus corona, pengusaha cenderung menahan bawang putih untuk tidak dikeluarkan," kata dia.
Selain itu, dia juga mengakui impor bawang putih sempat tertunda. Sebab, pemerintah saat itu masih menunggu masukan dari para ahli terkait produk yang berpotensi menjadi media penularan virus corona.
(Baca: Pasokan Bawang Putih Menipis, Kementan Terbitkan Rekomendasi Impor)