Dampak Pandemi Corona, Produksi Susu Sapi Koperasi Turun 4 Ton Sebulan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyebutkan produksi susu sapi yang dikelola oleh koperasi turun hingga 4 ton selama sebulan terdampak pandemi virus corona atau Covid-19. Kondisi ini membuat para peternak mandiri sangat dirugikan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kerugian peternak dapat ditekan melalui sistem kerja koperasi yang bisa diikuti seluruh peternak mandiri. Sebab, kerugiannya dapat ditanggung bersama-sama seluruh anggota koperasi.
"Saya mengunjungi salah satu koperasi susu di Bogor, mereka terdampak Covid-19. Produksinya sebelum ada pandemi sekitar 12 ton per bulan sekarang hanya 8 ton," kata Teten dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu (12/7).
Menurut dia, untuk menekan angka kerugian yang dialami, seluruh peternak individual diminta untuk segera bergabung pada koperasi. Pasalnya, pemerintah tengah menyiapkan bantuan modal dan top up kredit bagi koperasi yang terdapak pandemi.
(Baca: Menteri Teten: Tak Garap Industri Kreatif, Koperasi Ditinggal Milenial)
Tak hanya itu, peran koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan peternak juga akan lebih maksimal tidak hanya di saat kondisi normal, melainkan di tengah krisis seperti saat ini. Upaya ini sebagai penyelamat ekonomi nasional dan menjaga ketahanan pangan.
"Kami melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) ingin mereformasi agar lebih mudah memberikan bantuan kepada peternak, relaksasi pinjaman dan top up kredit baru yang diperlukan. Upaya ini agar anggota koperasi tidak menunjukkan patah semangat, mereka merasa karena koperasi bisa menghadapi keadaan ini," kata dia.
Lebih lanjut, Teten menjelaskan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengatasi dampak ekonomi dari merebaknya wabah, Kementerian Koperasi bakal menyederhanakan prosedur pengajuan pinjaman dari 12 tahap menjadi tiga tahap. Dengan begitu, koperasi-koperasi yang terdampak pandemi akan segera pulih.
(Baca: Menteri Teten: Tak Garap Industri Kreatif, Koperasi Ditinggal Milenial)
"Ketahanan pangan kita lemah karena petani dan nelayan mengelola sumber daya yang dimiliknya secara kecil-kecilan, bukan berskala ekonomi besar," kata dia.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, produksi susu segar nasional pada 2018 turun 2% menjadi 909,6 ribu ton dari 928,1 ribu ton pada 2017. Padahal, sejak 2014 produksi susu segar nasional selalu meningkat. Selama sembilan tahun terakhir, peningkatan tertinggi terjadi pada 2010, yakni sebesar 9,9% menjadi 909,5 ribu ton.
Kenaikan produksi susu segar nasional tertinggi selanjutnya terjadi pada 2016, yakni 9,3% menjadi 912,7 ribu ton. Selain itu, penurunan produksi susu nasional tidak hanya terjadi pada 2018.
Kontraksi terbesar pernah terjadi pada 2013 yang anjlok 18% dari tahun sebelumnya menjadi 786,8 ribu ton. Penurunan selanjutnya terjadi pada 2012 sebesar 1,5% menjadi 959,7 ribu ton.
(Baca: Jokowi Bakal Bentuk Badan Pengembangan Lumbung Pangan Nasional)