Cek Data: Ada Banyak BUMN Bangkrut Menjelang Pemilu 2024?

Reza Pahlevi
5 Mei 2023, 15:43
Kementerian BUMN, BUMN bangkrut
Thephrase.id
Kementerian BUMN

Sebuah video singkat yang beredar di Instagram mempertanyakan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disebut terlilit utang bahkan mengalami kebangkrutan. Padahal, rakyat selalu membayar produk atau jasa BUMN-BUMN tersebut secara tunai selama ini. Kebangkrutan BUMN tersebut terjadi pada tahun politik menjelang Pemilu. 

Kontroversi

Video tersebut diunggah oleh @kastijen di Instagram pada 24 April 2023. Hingga 2 Mei 2023, video tersebut sudah ditonton 8,3 juta kali dengan lebih dari 200 ribu likes

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
A post shared by KASTA NETIJEN ????®️ (@kastijen)

 Setelah ditelusuri, video tersebut adalah potongan dari video yang pertama kali diunggah oleh tokoh pemengaruh Saeful Zaman di TikTok. Saeful pertama kali mengunggah video tersebut pada 24 Maret 2023.

Saeful menyoroti beberapa BUMN yang dianggapnya bangkrut atau terlilit utang. BUMN yang disoroti ini mulai dari Pertamina, Perusahaan Gas Negara (PGN), Kereta Api Indonesia (KAI), Telkom, Pupuk Indonesia, Asuransi Jiwasraya dan Garuda. 

“Bayar BBM kita cash, Pertamina terlilit utang ratusan triliun. Beli gas kita cash, PGN-nya bangkrut dijual ke Singapura,” kata Saeful dalam video tersebut.

Tidak hanya BUMN, Saeful juga menyinggung Badan Usaha Milik Daerah seperti PDAM. Dia menyebut masyarakat rajin bayar iuran air tapi kebanyakan PDAM-nya bangkrut, meski tidak menyebut pasti PDAM daerah mana yang bangkrut.

BPJS Kesehatan pun ikut disebut terlilit utang, padahal masyarakat rajin bayar iuran. Saeful pun juga mempertanyakan APBN yang terus defisit, padahal masyarakat rajin membayar pajak.

Faktanya

Tidak sulit memahami logika Saeful yang disampaikan dalam potongan video tersebut. Hipotesanya mempertanyakan, bagaimana BUMN-BUMN ini bisa bangkrut ketika masyarakat selalu membayar untuk jasa atau produknya? Apakah ada penipuan besar-besaran hingga rakyat tetap membayar tetapi perusahaan-perusahaan ini bangkrut?

Permasalahannya, pertanyaan yang diajukan Saeful tidak sesuai dengan kehilangan konteksnya. Pertamina misalnya, tidak serta-merta bisa membayar utangnya hanya dengan konsumen membayar BBM yang dibeli. 

Beberapa BUMN yang disebut Saeful bangkrut juga tidak sesuai fakta. BPJS Kesehatan pun tidak terlilit utang.

Mengingat banyaknya perusahaan atau lembaga yang disinggung Saeful, kami mencoba memeriksa setiap pernyataan dalam potongan video ini satu per satu.

Bayar BBM kita cash, Pertamina terlilit utang ratusan triliun.

Penjualan BBM bukan satu-satunya sumber pendapatan Pertamina. Bahkan, hasil dari segmen hilir Pertamina, yang meliputi penjualan BBM jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil segmen hulunya. Hasil segmen ini adalah laba kotor yang dikurangi biaya penjualan dan pemasaran serta biaya umum dan administrasi.

Menurut laporan keuangan Pertamina, hasil segmen hilir tercatat sebesar US$527,5 juta atau sekitar Rp8,8 triliun pada 2022. Ini jauh lebih rendah dari hasil segmen hulu yang mencapai US$7,7 miliar atau sekitar Rp127,9 triliun.

Rendahnya hasil segmen hilir disebabkan oleh status Pertamina sebagai BUMN yang memiliki kewajiban layanan publik atau public service obligation (PSO). Ini membuat Pertamina tidak bisa mencari keuntungan besar dari penjualan BBM.

Selanjutnya, pernyataan Saeful soal utang yang sampai triliunan memang benar. Per 2022, total liabilitas atau utang Pertamina mencapai US$50,6 miliar atau sekitar Rp843,2 triliun.

Selama lima tahun terakhir, utang Pertamina ini naik 43,75% dari US$35,2 miliar pada 2018. Kenaikan utang sebagian besar disebabkan Pertamina yang menerbitkan surat utang global pada 2018, 2019, 2020, dan 2021.

(Baca: Cek Data: Benarkah Tudingan Mardigu Defisit Minyak Disebabkan Korupsi?)

Pertamina menjelaskan dalam laporan keuangannya penerbitan ini terutama dilakukan untuk membantu akuisisi blok-blok minyak baru. Sebagai informasi, Pertamina mengakuisisi Blok Mahakam pada 2018 dan Blok Rokan pada 2021. 

Akuisisi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk pengembalian aset negara yang sudah lama dimiliki perusahaan asing, hal yang juga sering menjadi gorengan politik. Sebelum diakuisisi, Blok Mahakam dikelola oleh Total dan Blok Rokan dikelola oleh Chevron. 

Beli gas kita cash, PGN-nya bangkrut dijual ke Singapura.

Perusahaan Gas Negara (PGN) belum bangkrut dan tidak ada tanda-tanda bangkrut sama sekali. Dalam lima tahun terakhir, PGN selalu mencetak laba kecuali pada 2020 ketika pandemi terjadi. 

PGN juga tidak dijual ke Singapura. Kami tidak mengetahui dari mana sumber informasi Saeful bahwa PGN dijual ke Singapura. Mengutip data RTI per 31 Maret 2023, Pertamina masih menjadi pemegang saham mayoritas PGN dengan kepemilikan 56,96%. 

Sebagai perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PGN wajib memberikan informasi secara terbuka kepada publik. Apalagi menyangkut aksi korporasi penting seperti menjual saham ke Singapura seperti yang disampaikan Saeful. 

Naik kereta kita bayar cash, PT KAI terlihat terlilit utang.

Utang KAI memang meningkat signifikan jika dibandingkan dengan posisi pada 2018. Pada 2018, total utang KAI tercatat sebesar Rp20,7 triliun, lalu meningkat mencapai Rp42,25 triliun per 30 Juni 2022.

Ada dua hal yang menyebabkan kenaikan utang ini. Pertama adalah macetnya pendapatan KAI ketika pandemi terjadi. Kedua adalah pembengkakan biaya penugasan pemerintah untuk KAI seperti proyek kereta cepat Jakarta - Bandung dan LRT Jabodebek.

Langganan air PDAM tepat waktu, PDAM-nya bangkrut.

Ada total 401 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum yang tersebar di Indonesia. BUMD air minum bernama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam). BUMD air minum dikelola oleh masing-masing pemerintah kota atau kabupaten.

Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan memang masih banyak PDAM yang kurang sehat atau sakit, tetapi bukan bangkrut. Dari total 389 PDAM yang dievaluasi PUPR, masih ada 152 PDAM (39%) yang berkinerja kurang sehat bahkan sakit pada 2022.

Penilaian kinerja ini memperhitungkan empat aspek, yaitu keuangan, pelayanan, operasional, dan sumber daya manusia (SDM). Aspek keuangan dan pelayanan masing-masing memiliki bobot penilaian 25%, operasional berbobot 35%, dan SDM berbobot 15%.

Tidak hanya itu, masih banyak juga PDAM yang masih menjual rugi atau memiliki biaya operasi yang lebih tinggi dari pendapatan iuran. Total hanya 147 atau 38% dari total BUMD air minum yang dapat menjual untung.

Konsekuensi dari menjual rugi ini berarti makin banyak perusahaan air menjual ke pelanggan, maka kerugiannya terus menumpuk. Di sisi lain, menaikkan biaya penyediaan air minum untuk menanggulangi ini sulit karena bukan kebijakan yang populer.

Beli pupuk cash, Pusri bangkrut.

Pusri yang dimaksud Saeful adalah Pupuk Sriwidjaja. Kini Pupuk Sriwidjaja sudah berubah menjadi induk BUMN pupuk seluruh Indonesia dan berganti nama menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero).

Lagi-lagi, Pupuk Indonesia juga tidak bangkrut. Selama periode 2017 hingga 2021, Pupuk Indonesia selalu mencatat laba bersih. Pupuk Indonesia bahkan mencatat laba bersih tertingginya dalam lima tahun terakhir pada 2021.

Posisi utang perusahaan juga masih lebih rendah dari modal atau ekuitasnya. Pada 2021, total utang Pupuk Indonesia tercatat sebesar Rp56,5 triliun. Ini lebih dari total modal yang mencapai Rp71,9 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...