FBI: Peretas yang Didukung Negara Berusaha Bobol Riset Vaksin Covid-19

Desy Setyowati
17 April 2020, 06:48
FBI: Peretas yang Didukung Negara Berusaha Bobol Riset Vaksin Covid-19
ANTARA FOTO/Moch Asim
Ilustrasi, Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) menunjukkan cairan struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020).

Banyak negara mengembangkan vaksin untuk mengatasi virus corona. Pejabat senior Biro Investigasi Federal (FBI) pun mendapati peretas yang didukung suatu negara, berusaha membobol riset tentang Covid-19.

FBI Deputy Assistant Director Tonya Ugoretz mengungkapkan, ada peretas yang masuk ke sistem beberapa lembaga kesehatan dan penelitian. FBI menduga, para peretas ini mencari data tentang perawatan pasien terinfeksi virus corona, termasuk yang mengalami gangguan pernapasan akut.

"Kami melihat kegiatan pengintaian dan beberapa intrusi ke dalam beberapa (sistem) lembaga tersebut, terutama yang secara umum meneliti terkait Covid-19," kata Ugoretz dikutip dari Reuters, Jumat (17/6).

(Baca: LBM Eijkman-PMI Siapkan Plasma Darah Obati Pasien Covid-19 yang Kritis)

Ugoretz mengatakan, masuk akal bila lembaga yang mengembangkan vaksin virus corona menggembar-gemborkan upaya mereka kepada publik. Namun, “sisi buruknya hal itu membuat mereka ditandai oleh negara lain yang tertarik mengumpulkan detail tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan, dan bahkan mungkin mencuri informasi hak milik yang dimiliki lembaga-lembaga itu,” ujarnya.

Berdasarkan penelurusan FBI, peretas yang didukung negara tersebut menargetkan industri biofarmasi. "Upaya itu (meretas) pasti meningkat selama krisis ini,” kata Ugoretz.

Hanya, Ugoretz tidak menyebutkan nama negara tertentu yang mendukung upaya peretas, maupun lembaga penelitian yang disasar. (Baca: Studi Harvard Buka Kans Perlunya Jaga Jarak Cegah Corona hingga 2022)

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ada 70 kandidat vaksin virus corona yang tengah dikembangkan secara global. Sebanyak tiga di antaranya sudah diuji coba ke manusia.

Yang paling maju dari segi proses klinis yakni vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc. Kandidat vaksin besutan perusahaan yang terdaftar di Hong Kong dan Institut Bioteknologi Beijing ini memasuki pengembangan fase dua.

CanSino mengatakan bahwa mereka mendapat persetujuan pemerintah Tiongkok untuk memulai uji coba vaksin ke manusia. (Baca: Raksasa Farmasi Inggris dan Prancis Kolaborasi Bikin Vaksin Corona)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...