Bertemu Menteri Koperasi, Bos Tokopedia Ungkap Peluang UMKM Ekspor
Pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya bertemu Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki pada hari ini, Selasa (4/11). Dalam pertemuan itu, bos Tokopedia itu mengungkapkan cara untuk meningkatkan pendapatan UMKM hingga peluang ekspor.
Selain membuka pasar, UMKM harus berfokus pada kualitas produk dan konsisten. “Kalau sudah diekspor, tetapi dari sisi kualitas tidak bisa bersaing, ya bagaimana mungkin,” kata William di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (4/11). Karena itu dia membuat konsep agar UMKM punya daya saing terlebih dulu.
Tak hanya itu, UMKM juga harus mampu memproduksi dalam skala besar jika ingin ekspor. Karena itu, butuh program pelatihan khusus bagi UMKM. Bukan hanya terkait produksi barang, tetapi manajemen kemampuan juga perlu ditingkatkan.
Berdasarkan catatannya, UMKM yang berpeluang mengekspor produk adalah yang bergerak di bidang fesyen dan kosmetik. “Saya belum punya datanya, tetapi potensi ekspornya masih besar sekali,” kata dia.
Dalam pertemuan itu, William juga mengungkapkan bahwa persoalan UMKM cukup rumit. Mulai dari perizinan, daya saing, pendanaan, hingga pemasaran.
(Baca: Incar Konsumen Daerah, Tokopedia Beri Gratis Ongkos Kirim Tahun Depan)
Dari sisi Tokopedia, perusahaan berfokus pada pelatihan bagi UMKM, membuka pasar lewat platform hingga pendanaan. “Itu mimpi kami dalam 10 tahun terakhir. Yang kami peta-kan, juga tidak semua UMKM bisa go online misalnya, warung toko kelontong,” kata dia.
Karena itu, perusahaan e-commerce ini menyediakan program yang berbeda untuk UMKM Indonesia yang beragam. Khusus untuk warung, Tokopedia menghadirkan Mitra Tokopedia.
Meski begitu, belum ada perjanjian khusus antara Tokopedia dengan Kementerian Koperasi dan UKM. “Belum karena ini awal. Baru pertemuan pertama, membahas ruang-ruang tertentu dan ancaman apa secara garis besar dihadapi UMKM Indonesia. Tadi fokus utamanya UMKM tidak boleh berhenti sebagai UMKM,” katanya.
Saat ini, Tokopedia memiliki 6,6 juta penjual di platform-nya. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang sebanyak 5 juta. Sekitar 86,55% merupakan pedagang baru dan 94% termasuk dalam kategori ultra mikro atau omzetnya di bawah Rp 100 juta per tahun.
Salah satu unicorn ini memperkirakan nilai transaksinya (gross merchandise value/GMV) tembus Rp 222 triliun pada tahun ini. Nilai itu setara 1,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tahun depan bisa berkontribusi 2% dari transaksi UMKM yang bergabung,” katanya.
(Baca: Tokopedia Prediksi Transaksinya Tembus Rp 222 Triliun Tahun Ini)