Fokus Tokopedia 10 Tahun ke Depan: Soal Promosi hingga Peluang Ekspor
Melewati dekade pertama, Tokopedia ingin usahanya tumbuh berkelanjutan (sustainable). Alih-alih mengandalkan promosi dan diskon, unicorn Tanah Air ini tersebut berencana memperluas pasar bagi mitra penjual, termasuk ke luar negeri.
“Kami selalu percaya e-commerce itu seharusnya suistainable karena kami membantu bisnis untuk bertumbuh,” kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam acara Super Ecosystem Tokopedia di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (10/10) malam.
Untuk mencapai target itu, Tokopedia tidak mengandalkan promosi, seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), untuk meningkatkan transaksi. Perusahaan yang berdiri pada 2009 tersebut mendorong pengguna untuk terbiasa berbelanja online melalui kampanye seperti 'Ciptakan Peluang', 'Sudah Cek Tokopedia Belum', dan 'Mulai Aja Dulu'.
Tokopedia memperkirakan nilai transaksi (gross merchandise value/GMV) tembus Rp 222 triliun hingga akhir 2019. Nilai itu setara 1,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Terhitung sejak Mei lalu, GMV di Tokopedia mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,1 triliun per bulan.
(Baca: Tokopedia Prediksi Transaksinya Tembus Rp 222 Triliun Tahun Ini)
Untuk mengubah kebiasaan masyarakat dari belanja offline ke online, Tokopedia mempelajari budaya konsumen masyarakat Indonesia. Contohnya, perusahaan e-commerce ini bakal memaksimalkan transaksi selama Ramadan karena banyak yang berbelanja pada periode ini.
Dengan strategi ini, ia berharap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization/EBITDA) bisa positif tahun depan. Apalagi, pengguna aktif telah mencapai 90 juta per akhir tahun lalu.
"Kami melihat potensi (bisnis perusahaan) yang terbesar itu ada di masyarakat perdesaan. Jadi dengan strategi berikutnya, kami akan 'Go Local' bukan 'Go Global'. Kami merasa bahwa Boyolali lebih penting dan berpotensi daripada Bangkok, misalnya. Surakarta lebih penting dan berpotensi daripada Singapura," katanya.
William menjelaskan, ada sekitar 100 juta orang di Indonesia yang tinggal di perdesaan. Melihat potensi itu, menurutnya, perusahaan dapat membantu para pengusaha desa dan nasional untuk memperluas pasar.
Dengan begitu, Tokopedia bisa berkontribusi maksimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air. "Kami menargetkan hingga 10 tahun ke depan, Tokopedia bisa berkontribusi hingga 5% terhadap perekonomian di Indonesia," kata dia.
(Baca: Optimistis Laba Positif Tahun Depan, Bos Tokopedia Rencanakan IPO)
Meski begitu, unicorn ini juga ingin membuka pasar seluas-luasnya bagi para mitra penjual, termasuk ekspor. Namun, caranya bukan dengan menyediakan fasilitas khusus di platform Tokopedia.
Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, perusahaannya memilih membantu mitra penjual yang ingin memperluas pasar hingga ke luar negeri. Ia mencontohkan, Tokopedia bermitra dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) Modalku untuk memberikan pembiayaan kepada mitra penjual.
“Mereka jadi punya modal untuk ekspansi, baik secara lebih lokal maupun global melalui channel yang mereka dapatkan” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (11/10).
Selain itu, penjual dapat memanfaatkan layanan logistik dari lebih 14 perusahaan mitra Tokopedia. “Ini dapat membantu ekspansi bisnis mereka, sekali lagi baik seluruh penjuru Indonesia maupun global,” kata dia.
Presiden Tokopedia Patrick Cao dalam acara DealStreet Asia di Singapura pada September lalu sempat mengatakan bahwa mitra pedagang akan mendapat manfaat dari sumber daya, jaringan, dan konektivitas perusahaan untuk bisa menjual produk ke pasar yang lebih luas.
“Tokopedia telah mempromosikan beberapa merek lokal yang ada di platform-nya ke pasar luar negeri. Tidak ada transaksi lintas batas (crossborder) yang difasilitasi,” demikian dikutip dari e27, Selasa (1/10).
(Baca: Tokopedia Siapkan Strategi untuk Ekspor Produk Lokal)