Huawei Bisa Merugi Miliaran Dolar AS karena Sanksi Presiden Trump
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperketat akses bagi Huawei untuk mendapatkan cip (chipset). Kebijakan ini akan membuat perusahaan asal Tiongkok itu merugi miliaran dolar AS.
Sebab, divisi konsumen Huawei yang meliputi ponsel pintar (smartphone) dan laptop, menghasilkan penjualan 467,3 miliar yuan atau US$ 66,93 miliar pada tahun lalu. Divisi ini menyumbang lebih dari 54% terhadap total pendapatan.
Huawei bahkan menyandang gelar penjual smartphone terbesar di dunia pada kuartal II 2020. Perusahaan pun mengalahkan Samsung Electronics untuk pertama kalinya dalam hal pengiriman ponsel.
Berdasarkan riset Canalys, Huawei mengirim 55,8 juta perangkat selama April-Juni atau turun 5% secara tahunan (year on year/yoy). Jumlahnya melebihi Samsung yang hanya 53,7 juta, yang menurun 30% yoy.
Namun, Departemen Perdagangan AS memperluas pembatasan akses bagi Huawei untuk mendapatkan semikonduktor. AS juga menambahkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke daftar hitam (blacklist) ekonomi.
Alhasil, 152 afiliasi Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan di AS. “Ini membahayakan kemampuannya untuk terus memproduksi smartphone dan stasiun pangkalan, yang merupakan produk inti," Analis teknologi di Gavekal Dragonomics Dan Wang dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (18/8).
Huawei pun akan berhenti memproduksi cip andalannya, Kirin pada bulan depan. Padahal, cip merupakan komponen inti pada ponsel pintar.
Namun, Eurasia Group mengatakan bahwa Huawei telah menimbun cip. “Ini memungkinkannya untuk bertahan dalam bisnis, tetapi kemungkinan besar ini tidak akan bertahan lebih dari setahun,” kata para analis.
Mereka pun khawatir pelanggan akan meninggalkan teknologi Huawei. "Basis pelanggan Huawei mungkin telah memutuskan untuk pindah ke pemasok lain, yang berarti bisnis perusahaan dapat dengan cepat terurai," kata Eurasia Group.