Facebook Berencana Tagih Biaya untuk Salah Satu Layanan WhatsApp
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Facebook berencana menagih komisi dari pengguna WhatsApp Business. Ini bertujuan meningkatkan pendapatan dari aplikasi percakapan.
Facebook selama ini belum mengenakan biaya kepada penggunaan layanan WhatsApp Business. Biaya hanya dikenakan pada beberapa fitur khusus, seperti ketika pengguna mengirim boarding pass atau tanda terima dari pengguna untuk konsumennya.
Namun, seiring dengan peningkatan pengguna, perusahaan berencana menagih biaya atas WhatsApp Business. Berdasarkan data internal perusahaan padaFebruari lalu, jumlah pengguna naik dari 1,5 miliar pada 2018 menjadi dua miliar.
Sedangkan jumlah pengguna WhatsApp Business sekitar 50 juta. Mereka bahkan menerima pesan dari 175 orang di platform .
"Ke depan, kami mungkin mencari cara untuk memperbarui strategi menagih biaya yang lebih mencerminkan penggunaannya," kata Facebook dikutip dari TechCrunch, kemarin (22/10).
Meski begitu, perusahaan belum mau menjelaskan secara detail layanan bisnis mana yang akan dikenakan biaya. "Ini untuk beberapa layanan yang kami tawarkan, yang akan membantu WhatsApp terus membangun bisnis," ujar perusahaan.
Di tengah rencana tersebut, Facebook berjanji akan meningkatkan kualitas layanan bisnis di WhatsApp, mulai dari pesan teks, serta panggilan video dan suara yang terenkripsi dari hulu ke hilir (end to end).
Perusahaan juga berencana menambah layanan, yakni hosting pesan di komputasi awan (cloud). Ini memungkinkan pengguna menyimpan pesan di server Facebook.
Facebook berjanji tidak akan menggunakan data pengguna tersebut untuk tujuan bisnis lain, seperti iklan.
Sedangkan COO WhatsApp Matt Idema mengatakan, hosting pesan akan tersedia pada 2021. Ia juga menyampaikan, WhatsApp tidak memungut biaya selama ini untuk menarik lebih banyak pengguna.
Ke depan, perusahaan berencana mengenakan biaya 0,5 sen hingga 9 sen per pesan yang dikirim. "Peluangnya cukup besar," katanya dikutip dari Reuters, kemarin (22/10).
Selain itu, WhatsApp akan mengintegrasikan layanan bisnisnya dengan Facebook Shops yang diluncurkan Mei lalu. Dengan begitu, pengguna bisnis bisa menjual produk secara terintegrasi, dan konsumennya mendapatkan pengalaman berbelanja terpadu di seluruh aplikasi Facebook.
Sederet strategi tersebut merupakan cara Facebook untuk meningkatkan pendapatan WhatsApp. Sebab, selama ini perusahaan hanya bergantung pada bisnis iklan di Facebook dan Instagram.
Instagram membukukan pendapatan iklan US$ 20 miliar atau sekitar Rp 273 triliun sepanjang 2019. Dikutip dari Business Today pada Februari lalu, perolehan tersebut menyumbang lebih dari seperempat pendapatan iklan Facebook yang mencapai US$ 70,7 miliar atau sekitar Rp 966 triliun.
Dalam laporan keuangannya, pendapatan rata-rata Facebook per pengguna lebih dari US$ 7. Dilansir dari Forbes, WhatsApp berpotensi menambah pendapatan Facebook US$ 5 dan US$ 10 miliar.