Google Siapkan Rp 155 Miliar untuk UMKM dan Kurangi Pengangguran di RI
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google menyiapkan dana US$ 11 juta atau sekitar Rp 155 miliar untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi corona. Program yang disiapkan yakni bantuan modal bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan pelatihan untuk mengurangi pengangguran.
Head of Marketing Google Indonesia Veronica Sari Utami mengatakan, bantuan modal untuk UMKM US$ 10 juta. Perusahaan berkolaborasi dengan organisasi non-profit Kiva terkait program ini.
Google menyasar UMKM yang paling terkena dampak pandemi Covid-19, tetapi ia tidak memerinci kriteria maupun sektornya. "Kami membantu dari sisi bunga rendah kepada usaha kecil yang terpukul pandemi virus corona," katanya dalam acara Google4ID pada Rabu (18/11).
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan 82,85% pengusaha turun akibat pagebluk Covid-19. Sebanyak 84% dari usaha menengah kecil pendapatannya anjlok. Lalu, 82% dari bisnis menengah besar penghasilannya merosot.
"Tahun ini, UMKM harus adaptasi pada banyak hal. Padahal, UMKM penting untuk pemulihan ekonomi di Indonesia,” kata Veronica.
Selain itu, Google membuat program pelatihan keterampilan dan membuka akses bagi generasi muda mencari pekerjaan. Raksasa teknologi ini menggandeng Yayasan Plan International Indonesia dan menyiapkan US$ 1 juta.
Program rencananya digelar selama dua tahun. Google menargetkan bisa menjangkau 5.200 anak muda, yang hampir separuhnya perempuan.
"Kemitraan seperti ini bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan besar seperti maraknya pengangguran," kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf.
Pandemi Covid-19 memang menyebabkan angka pengangguran melonjak. BPS mencatat, total pengangguran bertambah 2,67 juta menjadi 9,77 juta orang per Agustus atau 14,28% dari total penduduk usia kerja 203,97 juta.
Selama pandemi, terdapat 29,12 juta penduduk usia kerja yang terkena dampak. Sebanyak 2,56 juta menjadi pengangguran, 760 ribu bukan angkatan kerja, dan 1,77 juta sementara tidak bekerja. Mayoritas atau 24,03 juta pekerja mengalami pengurangan jam kerja.
Selain itu, Google menghubungkan calon tenaga kerja dengan industri melalui aplikasi lowongan pekerjaan Kormo Jobs. Aplikasi ini hadir di Indonesia pada tahun lalu. "Ada fitur remote jobs, wawancara online, pelatihan praktis, dan modul berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)," kata Rendy.
Operations Lead Kormo di tim inisiatif Next Billion Users Google Bickey Russell mengatakan, jumlah unggahan lowongan pekerjaan di aplikasi Kormo Jobs meningkat dua kali lipat tahun ini. "Ini berarti, kesempatan kerja juga meningkat," katanya.
Kormo bekerja sama dengan setidaknya 100 UKM dari program pelatihan Gapura Digital. Selain itu, menggaet ARKADEMI dan QuBisa untuk menyediakan lebih banyak kursus online bersertifikat bagi pencari kerja.