Yayasan Gojek Salurkan Bantuan Total Rp 116 Miliar Selama Pandemi
Gojek melalui Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) menyalurkan bantuan total Rp 116 miliar selama pandemi corona. Donasi ini disalurkan kepada mitra pengemudi hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terkena dampak Covid-19.
Chairwoman YABB Monica Oudang mengatakan, yayasan mengumpulkan Rp 100 miliar pada awal pagebluk virus corona. Kemudian, jajaran manajemen Gojek ikut berdonasi.
Lalu, YABB menggandeng Slank dan Kitabisa.com membuat program penggalangan dana. "Ini berhasil menggalang dana total Rp 116 miliar. Ini yang digunakan sembilan bulan terakhir," kata Monica saat konferensi pers virtual kilas balik 2020, Selasa (22/12).
Bantuan tersebut disalurkan dalam dua tahap. Pertama, diberikan kepada mitra pengemudi dan UMKM yang terkena dampak pandemi agar dapat bertahan selama pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Maret hingga Juli.
Donasi yang diberikan berupa 693 ribu paket sembako kepada mitra Gojek dan pekerja informal lainnya. Lalu, 2,9 juta kupon makanan kepada mitra pengemudi. Ada juga 230 ribu paket makanan bagi tenaga kesehatan.
Monica mengatakan, bantuan tersebut diberikan di Indonesia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Pada fase kedua, bantuan diberikan saat PSBB diperlonggar. Tujuannya, membantu mitra memulihkan pendapatan.
Bentuk bantuannya yakni modal pemasaran digital, pelatihan, dan pembinaan untuk UMKM. Gojek mengklaim, penjualan pelaku usaha yang mengikuti program ini naik 30%.
YABB juga memberi pendampingan dan pengembangan modul untuk siswa sekolah tingkat SD hingga SMA lewat program #BersamaBISA. Yayasan juga menyediakan fasilitas penunjang proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), seperti tablet dan kuota internet setiap bulannya.
Yayasan milik decacorn Indonesia itu berencana membuat program yang menyasar pengembangan talenta (talent incubator) dan penciptaan solusi sesuai kebutuhan (solution incubator) pada tahun depan. “YABB akan memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk membekali sumber daya manusia dengan keterampilan dan keahlian yang relevan," kata Monica.
Sebelumnya, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) memperkirakan, order layanan ojek online di DKI Jakarta rerata turun 50-80% pada awal pandemi atau Maret 2020. "Sedangkan pendapatan mitra pengemudi rata-rata turun 60% sampai 80%," ujar Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, pada Maret lalu (30/3).
Meski begitu, layanan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood naik 10-20% pada periode yang sama. Namun, peningkatan ini terbatas karena banyak pusat perbelanjaan ataupun mitra penjual (merchant) yang tutup.
Penurunan pendapatan terjadi karena pengemudi tidak diperbolehkan mengangkut penumpang di wilayah yang menerapkan PSBB. Igun mengatakan, bantuan dari Gojek cukup meringankan beban pengemudi ojek online. “Namun, belum bisa menutupi penghasilan yang hilang,” kata dia kepada Katadata.co.id, pada April lalu (20/4).
Berkurangnya penghasilan juga dialami oleh para pengemudi taksi online. Sekretaris Dewan Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel Baraqbah menyebutkan, order dan pendapatan pengemudi anjlok hingga 80% di awal pandemi.
"Bahkan ada yang sehari hanya menerima satu sampai dua order,” kata Ariel. Alhasil, hanya sekitar 10% dari pengemudi taksi online yang masih beroperasi karena mencicil kendaraan.