SoftBank Suntik Startup Social Commerce RI Super, Apa Potensinya?

Fahmi Ahmad Burhan
29 April 2021, 12:24
SoftBank Suntik Startup Social Commerce RI Super, Bisnis Potensial?
Super
Startup Super

SoftBank Ventures Asia memimpin pendanaan seri B US$ 28 juta kepada startup social commerce, Super. Investor dari kalangan modal ventura menilai, sektor ini potesia. Gojek pun merambah bisnis ini lewat GoStore.

Investor terdahulu yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan kepada Super yakni Amasia, Insignia Ventures Partners, Y-Combinator Continuity Fund, dan co-chairman Bain Capital Stephen Pagliuca. Selain itu, partner dari DST Global dan TNB Aura.

TechCrunch melaporkan, pendanaan tersebut membuat valuasi Super lebih dari US$ 36 juta. Super mengatakan, itu investasi terbesar yang dikumpulkan sejauh ini.

Berdasarkan laporan McKinsey, social commerce adalah platform yang memfasilitasi jual-beli produk melalui media sosial. Sedangkan e-commerce memfasilitasi transaksi, termasuk pembayaran dan pengiriman.

Super beroperasi di 17 kota di Jawa Timur. Perusahaan memiliki jaringan ribuan agen atau reseller, dan ratusan ribu pembeli akhir.

Co-founder sekaligus CEO Steven Wongsoredjo mengatakan, ada perbedaan harga produk di kota tingkat (tier) dua dan tiga sekitar 10%-20%. Selisih di Jawa Timur bahkan hampir 200%.

Perbedaan itu karena dua alasan. Pertama, biaya rantai pasok yang mahal karena kendala infrastruktur. Kedua, hal itu membuat produsen FMCG kesulitan mengangkut barang ke perdesaan, sehingga pasokan tidak mencukupi.

Super berfokus menurunkan biaya barang lewat social commerce dan rantai logistik. “Tujuan akhir Super yakni membangun Walmart Group Indonesia tanpa memiliki toko ritel dan memanfaatkan aspek social commerce untuk membangun model yang berkelanjutan,” kata Steven dikutip dari TechCrunch, Kamis (29/4).

Startup tersebut mengikuti cara Pinduoduo yang berfokus di kota-kota kecil. Perusahaan pun akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk memperluas pasar ke provinsi lain di Indonesia tahun ini.

“Kami percaya dengan tidak adanya Jabodetabek dalam DNA, kami dapat membangun produk social commerce yang unik dengan sentuhan hiperlokal untuk melayani masyarakat perdesaan,” ujar dia. "Kami ingin mengejar sisa 90% dari pasar yang kurang ditembus."

Selain itu, memperluas kategori produk di luar FMCG dan mengembangkan SuperEats yang baru saja diluncurkan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...