Raih Rp 1,4 Triliun, LinkAja Akuisisi Fintech Pinjam-Meminjam iGrow
Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran, LinkAja mengakuisisi startup sejenis di bidang pinjam meminjam (lending) iGrow. Aksi korporasi ini dilakukan setelah LinkAja meraih pendanaan seri B lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan, itu bertujuan memperluas lini bisnis ke pinjaman online, terutama untuk sektor produktif seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). “Ini langkah nyata LinkAja dalam memberikan kemudahan akses keuangan dan ekonomi, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, serta UMKM,” katanya dalam siaran pers, Jumat (30/4).
Dengan jaringan ekosistem di berbagai daerah di luar Jawa, serta kota tingkat (tier) dua dan tiga, LinkAja berfokus memberikan pemerataan akses pembiayaan bagi UMKM. “Selama ini, (pinjaman ke UMKM) masih berfokus di Jawa dan kota tier 1,” kata dia.
Apalagi, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Itu terlihat pada Databoks di bawah ini:
Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan, jumlah UMKM rerata tumbuh 2,202% per tahun.
Oleh karena itu, Haryati berharap perluasan lini bisnis ke pembiayaan dapat berdampak positif bagi ketahanan dan kemajuan bisnis UMKM, terutama saat pandemi COVID-19. Ia yakin, iGrow merupakan mitra yang tepat karena memiliki visi dan misi serupa dalam meningkatkan kesejahteraan dan mendukung segmen menengah ke bawah.
Direktur Pengembangan Bisnis PT iGrow Resource Indonesia (iGrow) Jim Oklahoma menilai, LinkAja merupakan perusahaan yang memiliki fundamental bisnis kuat. Apalagi didukung pemegang saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan teknologi besar.
“Hal itu akan mempercepat visi dan misi iGrow untuk memberikan dampak ke UMKM dan dapat menjadikan perusahaan sebagai salah satu pemain utama di bidang pembiayaan sektor produktif,” kata dia.
Saat ini, LinkAja memiliki lebih dari 68 juta pengguna terdaftar. Selain itu, mempunyai satu juta lebih merchant lokal, 370 ribu mitra nasional, 230 moda transportasi, 680 pasar tradisional, 44 ribu mitra donasi digital, dan enam ribu online marketplace.
LinkAja juga dapat digunakan di lebih dari satu juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo, yang meliputi ATM, transfer perbankan, jaringan ritel, hingga layanan keuangan digital.
Perusahaan berpelat merah itu juga meluncurkan layanan Syariah LinkAja pada April 2020. Ini diklaim sebagai uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia. Setahun sejak diluncurkan, layanan Syariah LinkAja memiliki lebih dari 2,6 juta pengguna terdaftar.