Mitra GoSend Gojek Ancam Demo jika Tuntutan soal Insentif Tak Dipenuhi
Mitra pengemudi Gojek mengancam akan menggelar aksi mogok kerja dengan cara off bid atau mematikan aplikasi untuk layanan GoSend lebih dari tiga hari jika tuntutan tidak dipenuhi. Mereka juga mengancam akan mengerahkan massa.
Para mitra pengemudi GoSend Gojek di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Bandung berencana off bid sejak kemarin (8/6) hingga besok (10/6).
Perwakilan pengemudi GoSend Sameday Jabodetabek Yulianto mengatakan bahwa Gojek belum mengajak negosiasi lanjutan hingga saat ini. Sebelumnya, mereka sudah bertemu pada Minggu ( 6/6), namun tidak ada kesepakatan.
“Gojek belum juga memberikan penjelasan mengenai tuntutan mitra dan mengenai aksi," kata Yulianto kepada Katadata.co.id, Rabu (9/6). “Kami akan melanjutkan aksi untuk pengerahan massa (jika belum ada kesepakatan).”
Untuk itu, para mitra bakal mengajukan izin berunjuk rasa ke kepolisian.
Ia menyampaikan, setidaknya 80% mitra pengemudi GoSend di Jabodetabek ikut aksi off bid kemarin (8/6). Ini karena Gojek mengurangi insentif pada layanan GoKilat mulai akhir pekan lalu (5/6).
GoKilat merupakan layanan pengiriman yang terintegrasi dengan platform e-commerce seperti GoSend Instant dan Sameday. "Mereka menentukan skema baru ini tanpa pendataan mitra terlebih dulu. Bagaimana keadaan mitra? Kami kan bukan karyawan,” ujar Yulianto, Selasa (8/6).
Perubahan insentif yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel berikut:
Dalam siaran pers yang beredar di media sosial, mitra pengemudi menuntut tiga hal. Pertama, mencabut keputusan terkait insentif baru tersebut.
Kedua, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo harus menaati aturan yang berlaku tentang kemitraan dan penghitungan biaya jasa mitra pengemudi. Terakhir, mendesak pemerintah untuk menegakan aturan yang berlaku sehingga perusahaan tidak saling perang tarif dan promosi, yang merugikan mitra.
Sedangkan VP Corporate Communications Gojek Audrey P Petriny menyampaikan, GoSend tidak mengubah skema pendapatan atau tarif pokok per jarak tempuh bagi mitra pengemudi. Kebijakan penyesuaian hanya dilakukan terhadap skema insentif.
“Itu untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi lebih banyak mitra untuk dapat memperoleh insentif,” kata Audrey kepada Katadata.co.id. Dengan begitu, “semakin banyak mitra yang berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan di masa pemulihan pandemi.”
Di sisi lain, ia menyatakan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan jumlah permintaan pelanggan melalui berbagai program pemasaran, pengembangan teknologi, dan inisiatif lainnya. Ini disamping menjaga dan meningkatkan standar layanan.
Upaya yang dimaksud di antaranya skema pendapatan pokok yang dipertahankan, penyesuaian skema insentif, peningkatan program pemasaran, serta inisiatif lainnya termasuk program apresiasi bagi mitra.