BI Khawatir Anak Muda Indonesia Rawan Terjerat Investasi Bodong

Fahmi Ahmad Burhan
28 Juli 2021, 17:42
gopay, bi, investasi, investasi bodong
PT SMA
Ilustrasi investasi emas

Bank Indonesia (BI) mencatat, banyak anak muda yang tertarik berinvestasi selama pandemi corona. Namun BI khawatir generasi muda Indonesia rentan terjerat investasi bodong, mengingat literasi keuangan yang rendah.

Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan, transaksi uang elektronik, e-commerce, dan perbankan digital meningkat selama pandemi Covod-19. Salah satu faktor pendorongnya yakni transaksi generasi muda.

Advertisement

Nilai transaksi e-commerce meningkat 63,36% secara tahunan (year on year/yoy) per semester I. Sedangkan uang elektronik naik 41,01% dan bank digital 39,39%.

Selain itu, jumlah investor pasar modal didominasi usia di bawah 30 tahun, berdasarkan data Single Investor Identification (SID). Kelompok umur ini mencapai 1,46 juta orang atau 46,75% dari total 3,14 juta per Agustus.

Namun peningkatan jumlah investor generasi muda dan transaksinya tak diimbangi dengan literasi keuangan. Hasil Survei Nasional 2019 menunjukkan, tingkat literasi keuangan masyarakat usia 15 – 17 tahun hanya 16%.

"Masih kurang paham terkait investasi. Ada kekhawatiran mudah teperdaya investasi ilegal," ujar Junanto saat konferensi pers virtual bertajuk ‘Jangan Cuma Melek Teknologi, Gopay Ajak Anak Muda Melek Keuangan’, Rabu (28/7).

Menurut dia, ada banyak anak muda yang mudah diiming-imingi keuntungan investasi besar dan mudah. Namun risiko dan legalitas layanan investasi tidak diperhatikan. "Ada potensi marak shadow banking," katanya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Advertisement