Alasan Bos Amazon Jeff Bezos Suntik Startup Digitalisasi UMKM RI
Perusahaan investasi milik pendiri Amazon Jeff Bezos, Bezos Expeditions berinvestasi di dua startup digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia, yakni Ula dan Lummo. Investor dari kalangan modal ventura mengungkap alasannya.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 64 juta, menarik bagi investor global dan lokal.
"Pasarnya besar. Dengan begitu, mereka bisa jadi pengendali," kata Jefri kepada Katadata.co.id, Kamis (17/2).
Selain itu, UMKM di Indonesia berkontribusi besar bagi perekonomian. "Ini mampu mengakselerasi pertumbuhan dan penetrasi pasar startup itu sendiri," katanya.
Riset dari International Data Corporation (IDC) dan Cisco juga menunjukkan, digitalisasi UMKM dapat meningkatkan pendapatan negara. Setidaknya PDB bisa bertambah US$ 160 miliar - US$ 164 miliar (Rp 2.372,6 triliun - Rp 2.432 triliun) pada 2024.
Selain itu, pemerintah berfokus mendigitalisasi 30 juta UMKM per 2024.
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, salah satu pasar UMKM yang paling banyak diincar adalah warung. "Digitalisasi warung dan sektor apapun yang terbantukan dengan teknologi akan disasar," katanya.
Berdasarkan riset perusahaan sekuritas CLSA pada September 2019, warung berkontribusi 65% - 70% terhadap transaksi retail nasional.
Sedangkan riset Euromonitor International menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina pun berbelanja di toko kelontong. Transaksinya mencapai US$ 479,3 miliar atau 92% dari total nilai pasar retail US$ 521 miliar tahun lalu.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro juga mengatakan, minat investor untuk berinvestasi di startup digitalisasi UMKM memang besar karena peluangnya banyak. Namun margin dari setiap transaksi di warung relatif kecil.
Untuk meraup pendapatan, volume transaksinya harus tinggi atau jaringan warungnya diperbanyak. “Jadi tergantung bisnis modelnya, apakah memakai gudang dan lainnya,” kata Eddi.
Lummo yang disuntik oleh Jeff Bezos menyediakan solusi layanan perangkat lunak penghubung bisnis dengan pelanggan atau direct to consumer (D2C) software-as-a-service (SaaS).
Startup itu meraih pendanaan seri C US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun. Investasi ini dipimpin oleh Tiger Global dan Sequoia Capital India, dengan partisipasi Bezos Expedition.
“Kami bangga mendapatkan dukungan Jeff Bezos di putaran investasi Seri C ini,” kata pendiri sekaligus CEO Lummo Krishnan Menon dalam keterangan pers, Rabu (6/2).
Lummo menerapkan pendekatan D2C untuk mendigitalisasi UMKM. Lummo membuka lebih banyak potensi bisnis bagi usaha kecil dan menengah di tengah persaingan bisnis online.
Startup itu pun membuat LummoSHOP. Layanan ini memberikan akses pada pelaku usaha dan pemilik merek untuk menganalisis dan menargetkan pelanggan untuk kembali melakukan pembelian melalui catatan dan riwayat pembelian pelanggan.
Pada Oktober 2021, startup Ula mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun. Investasi ini dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital. Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions.
Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.
Startup e-commerce yang membidik warung itu juga disuntik modal oleh SMDV dan Saison Capital. Selain itu, Ula menggaet Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir sebagai penasihat perusahaan
Ula menyasar pemilik warung tradisional, khususnya di kota tingkat (tier) dua hingga empat. Bukalapak juga membidik segmen ini lewat Mitra Bukalapak.
Co-Founder sekaligus Chief Commercial Officer Ula Derry Sakti menyampaikan, pemilik warung di wilayah tersebut menghadapi kendala akses terhadap sumber daya dan infrastruktur logistik.
“Kami berusaha memperkuat kehadiran, memperbanyak pilihan produk, serta meningkatkan kualitas layanan di daerah perdesaan dan yang memiliki akses terbatas, dengan tujuan membantu para pemilik warung mempercepat proses pemulihan usah akibat Covid-19,” ujarnya dalam siaran pers, akhir tahun lalu (4/10/2021).