Investor Dorong Startup Harus Siap Ekspansi Lintas Negara
Investasi di sektor digital dinilai membutuhkan pola pikir skala nasional atau regional. Startup Indonesia pun didorong untuk mengembangkan bisnis, dengan menyasar pasar negara lain.
Operating Partner East Ventures David F Audy mengatakan, investasi di sektor digital seperti startup tidak bisa berjalan hanya dengan pola pikir pengembangan di tiap daerah.
"Tidak bisa per kabupaten atau provinsi, karena bisnis digital kalau tidak cepat berkembang jadi market leader bisa disalip oleh pemain di negara lain," kata David dalam Indonesia Data and Economic Conference 2022 (IDE Katadata), Selasa (5/4).
Menurutnya, bisnis startup itu low barrier dan low entry. Artinya, banyak potensi pesaing yang masuk dari berbagai wilayah dengan skema bisnis serupa. "Jadi, startup harus berpikir skala nasional atau regional," ujarnya.
Sebelumnya, banyak startup Indonesia yang berencana ekspansi ke luar negeri. Perusahaan rintisan di bidang perikanan eFishery misalnya, berencana ekspansi ke regional dengan menargetkan 10 negara teratas dalam produksi akuakultur, seperti India dan Cina.
Startup kuliner Kopi Kenangan juga berencana ekspansi ke pasar luar negeri tahun ini. Tujuannya adalah pasar Asia Tenggara.
GoTo juga berencana meningkatkan investasinya di Asia Tenggara, selain Indonesia. Decacorn ini pun mempelajari pasar di masing-masing negara untuk mematangkan ekspansi setelah pandemi Covid-19 usai.
Decacorn itu telah ekspansi ke sejumlah negara, seperti Vietnam dengan nama GoViet pada 2018. Pada pertengahan 2020, perusahaan mengubah nama di negara itu menjadi Gojek.
