Deretan Fintech Indonesia Akuisisi dan Investasi di Bank

Desy Setyowati
18 April 2022, 10:26
fintech, xendit, ajaib, gopay, bank digital, bank, akuisisi bank,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi fintech

Startup teknologi finansial (fintech) di Indonesia gencar mengakuisisi dan berinvestasi di bank. Setidaknya ada delapan fintech yang menanamkan modal, mengakuisisi, atau berencana mengambil alih bank untuk merambah bank digital.

Yang terbaru, Xendit dikabarkan membidik mayoritas saham Bank Sahabat Sampoerna. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh DailySocial.

Aksi korporasi tersebut kabarnya akan dilakukan secara bertahap sampai akhirnya startup fintech itu menguasai 51%.

Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Xendit. Namun fintech ini belum mau berkomentar.

Pekan lalu, Xendit mengonfirmasi akan membeli saham perusahaan multifinance PT Globalindo Multi Finance. Ini terkait dengan rencana Globalindo Multi Finance merger dengan PT Emas Persada Finance.

“Yang saat ini diumumkan di media adalah rencana aksi korporasi dari Globalindo Multi Finance mengenai perubahan kepemilikan. Xendit group nantinya menjadi salah satu pemilik dari Globalindo Multi Finance,” kata bagian Humas Xendit kepada Katadata.co.id, minggu lalu (13/4).

Namun ia belum memerinci terkait besaran saham yang akan dibeli maupun porsi Xendit nantinya. “Kami akan sampaikan lebih lanjut saat proses administrasi sudah selesai,” kata dia.

Dia juga enggan berkomentar mengenai rencana pengembangan produk Xendit ke depan dari akuisisi tersebut. “Tetapi, kehadiran produk pembiayaan akan menambah value added service kami,” ujar dia.

Setidaknya ada delapan fintech yang berinvestasi, mengakuisisi, maupun berencana mengakuisisi bank di Indonesia untuk merambah bisnis bank digital. Mereka di antaranya:

1. Akulaku

Fintech lending, Akulaku atau PT Akulaku Silvrr Indonesia resmi mengakuisisi 24,9 % saham Bank Neo Commerce pada tahun lalu (19/11/2021).

Akulaku merupakan fintech yang didirikan William Li pada 2014. Li memiliki latar belakang hukum dan manajemen investasi ditemani rekannya, Gordon Hu yang merupakan software engineer.

Sedangkan Bank Neo merupakan nama baru dari Bank Yudha Bhakti yang didirikan pada 1990. Bank ini diawali dari PAKTO 27/1988 yang diinisiasi oleh Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri dan para developer.

2. GoPay

PT Dompet Karya Anak Bangsa, pengelola GoPay menguasai 22,16% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) pada 2020. CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan, investasi ini bagian dari strategi bisnis jangka panjang.

Hal itu akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perusahaan kedepannya. Langkah ini sejalan dengan rencana GoTo membesarkan GoPay dan memimpin layanan keuangan digital di Indonesia.

3. Kredivo

PT Finaccel Teknologi Indonesia atau Kredivo resmi menjadi pengendali PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) tahun lalu. Status pengendali tersemat setelah Kredivo membeli saham dari pemilik lama Rp 439,69 miliar pada transaksi 15 Oktober 2021.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...