SoftBank Diramal Kehilangan Rp 271 Triliun, karena Zombi Unicorn?

Desy Setyowati
11 Mei 2022, 16:44
softbank, grab, investor grab, investor jepang, startup, saham teknologi
123RF.com/Tupungato
Pejalan kaki melintas di salah satu gedung Softbank di Jepang.

Investor Grab yakni SoftBank diprediksi kehilangan US$ 18,6 miliar atau sekitar Rp 271 triliun atas portofolio publik pada kuartal yang berakhir 31 Maret. Ini terjadi di tengah fenomena ‘zombi unicorn’ di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).

Unit bisnis di bidang investasi milik SoftBank yaitu Vision Fund akan mengumumkan kinerja besok (12/5). Perusahaan ini diperkirakan kehilangan sekitar US$ 18,6 miliar pada portofolio publiknya.

Jika benar, maka jumlahnya lebih besar dari rekor US$ 18,3 miliar pada kuartal kedua tahun lalu, menurut analis di Redex Research Kirk Boodry. Ini berarti kerugian untuk unit Vision Fund sekitar US$ 10 miliar, dihitung dari setiap dana SoftBank.

“Ini tidak normal. Investor, pasar mulai khawatir,” kata Boodry dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/5). “Ketika berbicara tentang skala atau potensi kerugian, pasar tampaknya secara umum membuat lebih banyak penurunan.”

Padahal, SoftBank merupakan salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

Vision Fund kehilangan uang pada 32 dari 34 portofolio yang sudah IPO selama kuartal terakhir, menurut analis Nomura Securities Co Daisaku Masuno. Itu termasuk Coupang Korea Selatan (US$ 5,4 miliar), Grab Holdings Ltd. Singapura (US$ 2,4 miliar), Didi China (US$ 2,4 miliar), Paytm India (US$ 1,3 miliar) dan DoorDash Inc. AS (US$ 1,1 miliar).

Kerugian yang belum direalisasi dalam portofolio publik berada di kisaran US$ 37 miliar hingga US$ 38 miliar untuk tahun fiskal 2021, menurut Boodry. Secara keseluruhan, perusahaan portofolio publik Vision Fund turun lebih dari 50% dari level tertinggi sepanjang masa.

Kedua Vision Funds milik SoftBank terpukul keras oleh jatuhnya valuasi perusahaan teknologi saat suku bunga global naik. Di Amerika, harga saham unicorn di Silicon Valley pun anjlok dan bahkan beberapa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Penurunan harga saham perusahaan teknologi di Silicon Valley anjlok setelah bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps). Investor beralih ke saham atau investasi lain karena kinerja beberapa unicorn di wilayah ini dinilai buruk.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...