Kominfo Minta Hacker Tak Menyerang, Ahli IT: Mereka Tidak Peduli
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sempat disebut bodoh oleh peretas Bjorka, setelah meminta hacker untuk tidak melakukan serangan siber. Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai, imbauan ini sah saja.
“Tapi, ya hacker tidak peduli,” kata Pratama saat wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta, Jumat (9/9.
Ia menjelaskan, hacker biasanya menyerang tanpa membidik target atau untargeted. Mereka menyerang blok IP secara random, lalu menyaring celah keamanan siber yang dinilai rentan.
“Yang rentan, yang akan dihampiri oleh hacker,” ujar Pratama. “Kebetulan yang banyak kerentanannya institusi pemerintah, sehingga berkali-kali diserang.”
Hacker menyerang sistem siber yang rentan, karena memang itu pekerjaan mereka. Oleh karena itu, Pratama menilai bahwa semestinya pemerintah berfokus mengamankan sistem.
Dengan begitu, “kalaupun mereka masuk dan mencuri data, hacker tidak bisa membaca datanya,” tambah dia.
Ia menilai bahwa pola pengamanan di Indonesia tidak diatur dengan baik. Selain itu, tak semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun kementerian dan lembaga (K/L) yang menerapkan standar keamanan sistem informasi yang ditetapkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sebelumnya, Bjorka mengirimkan pesan kepada Kominfo melalui situs Breached.to. “My Message to Indonesian Government: Stop Being an Idiot (pesan saya untuk Pemerintah Indonesia: Berhenti menjadi bodoh)," tulis hacker ini di situs breached.to, Selasa (6/9).