Sebut Kominfo Bodoh, Hacker Bjorka Incar Data Presiden Jokowi

Desy Setyowati
9 September 2022, 14:57
hacker, jokowi, kominfo, data bocor
Twitter/@darktracer
Tangkapan layar pesan hacker Bjorka di Telegram

Peretas Bjorka sebelumnya menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bodoh terkait kebocoran 1,3 miliar data SIM Card ponsel. Hacker ini pun mengincar Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ancaman baru dari hacker Bjorka itu diungkapkan oleh akun Twitter Dark Tracer. “The next leak come from the president of Indonesia (kebocoran data selanjutnya datang dari Presiden Indonesia),” demikian dikutip dari tangkapan layar (screenshot) di Twitter, Jumat (9/9).

Dark Tracer pun membuat peta data yang diduga dicuri oleh hacker Bjorka. Rinciannya sebagai berikut:

"Kami membuat profil 'Bjorka' yang membocorkan basis data warga Indonesia. Dia telah membocorkan banyak database yang menargetkan Indonesia sejak 2020," kata Dark Tracer.

Hacker Bjorka menjual 1,3 miliar data SIM Card ponsel Indonesia. Dia melampirkan dua juta sampel di forum Breached.to.

Selain itu, Bjorka menyebut bahwa dirinya memiliki 26.730.797 data histori pencarian (browsing) pelanggan IndiHome. Data ini termasuk di antaranya Nomor Induk Kependudukan (NIK), email, nomor ponsel, kata kunci, domain, platform, dan URL.

Data yang dijual di breached.to tersebut diklaim berasal dari periode Agustus 2018 hingga November 2019.

Yang terbaru, Bjorka menjual 105 juta data diduga milik warga negara Indonesia. Data yang dijual berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau terkait pemilu.

Data tersebut diunggah di situs Breached.to. “Data ini dicuri pada September dan dijual US$ 5.000,” demikian dikutip dari Breached.to, Rabu (7/9).

Informasi yang dijual terdiri dari NIK, Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, dan usia. Selain itu, provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, TPS.

Bjorka sempat mengirimkan pesan kepada Kominfo melalui situs Breached.to. “My Message to Indonesian Government: Stop Being an Idiot (pesan saya untuk Pemerintah Indonesia: Berhenti menjadi bodoh)," tulis hacker ini di situs breached.to, Selasa (6/9).

Pesan itu menanggapi imbauan Kominfo saat konferensi pers terkait dugaan kebocoran 1,3 miliar data SIM Card ponsel. Kementerian meminta hacker untuk tidak melakukan serangan siber.

"Kalau bisa jangan menyerang lah (serangan siber), orang itu ilegal kok," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam konferensi pers, Senin (5/9).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...