Indonesia Alami 16 Serangan Hacker dalam 3 Pekan, Salah Siapa?
Indonesia mengalami setidaknya 16 serangan siber dalam tiga pekan terakhir, termasuk yang dilakukan peretas (hacker) seperti Bjorka. Siapa yang bertanggung jawab atas hal ini?
Serangan siber, termasuk dugaan, yang menimpa Indonesia dalam tiga pekan terakhir di antaranya:
- PLN
- Indihome, Telkom
- Badan Intelijen Negara (BIN)
- Kepolisian
- Gojek
- 1,3 miliar data sim card ponsel
- Jasa Marga
- 105 juta data warga Indonesia dari KPU
- Surat-surat untuk Presiden Jokowi
- Data Pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate
- Data Pribadi Dirjen Kominfo Semuel Abrijani
- Data Pribadi Menko Luhut Binsar Pandjaitan
- Data Pribadi Ketua DPR Puan Maharani
- Data Pribadi Menteri BUMN Erick Thohir
- Data Pribadi pegiat media sosial Denny Siregar
- Twitter TNI AD Diretas
Mayoritas serangan siber dilakukan oleh hacker mengatasnamakan Bjorka.
Chairman lembaga riset siber CISSReC atau Communication & Information System Security Research Center Pratama Prasadha menilai, yang bertanggung jawab atas kebocoran data tersebut adalah masing-masing pengelolanya.
“Misalnya, kementerian kesehatan (Kemenkes) menyimpan data PeduliLindungi. Kalau data bocor, seharusnya mereka bertanggung jawab,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Selasa (13/9).
Begitu juga dengan 1,3 miliar data sim card ponsel yang bocor. “Seharusnya disimpan di operator seluler dan pusat penyimpanan data. Jadi, penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang paling bertanggung jawab,” ujarnya.
Namun sayangnya, biasanya kementerian dan lembaga (K/L) tidak memahami data disimpan di mana, penanggung jawabnya siapa, atau siapa individu yang mengelola datanya.