Rupiah Dibuka Melemah Terimbas Konflik Ukraina dan Rusia
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 20 poin ke level Rp 14.358 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar spot pagi ini (24/2). Pelemahan diramal berlanjut karena konflik Ukraina dan Rusia tak kunjung mereda.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah bergerak melemah ke Rp 14.362 pada Pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin Rp 14.338 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Yen Jepang dan dolar Singapura kompak melemah 0,06%. Kemudian dolar Taiwan 0,25%, won Korea Selatan 0,26%, peso Filipina 0,2%, yuan Cina 0,04%, ringgit Malaysia 0,08% dan bath Thailand 0,17%.
Sedangkan rupee India menguat 0,41%. Lalu dolar Hong Kong stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah melemah ke rentang Rp 14.380 – Rp 14.400 hari ini. Ini dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.330 per dolar AS.
Sentimen koreksi masih dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan antara Rusia dengan sekutu Ukraina. "Meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi perang besar antara NATO dengan Rusia," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (24/2)
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia terindikasi belum akan mundur meskipun mendapatkan sanksi ekonomi dari NATO. Selain itu, pemerintah Ukraina mengumumkan pemberlakuan keadaan darurat selama 30 hari ke depan.
Kekhawatiran itu mendorong sentimen negatif terhadap aset berisiko. Indeks saham Asia bergerak melemah mengikuti pelemahan di AS pada penutupan perdagangan semalam.
Indeks saham utama Asia melemah pagi ini. Nikkei 225 Jepang anjlok 1,2%, Shanghai SE Composite Cina 0,29%, Hang Seng Hong Kong 1,85%, Kospi Korea Selatan 1,35% dan Nifty 50 India 0,17%.
Pelemahan di pasar Asia pagi ini menyusul pelemahan di indeks saham Amerika pada perdagangan semalam. Indeks DOw Jones Industrial melemah 1,38%, S&P 500 1,84%, dan Nasdaq Composite 2,57%.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully A Wisnubroto memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.320 - Rp 14.378 per dolar AS. Menurutnya, rupiah akan terbantu sentimen positif dari dalam negeri.
"Dalam beberapa hari memang dipengaruhi oleh derasnya arus modal asing masuk di pasar domestik, baik saham maupun Surat Berharga Negara (SBN)," kata Rully kepada Katadata.co.id.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, aliran modal asing masuk Rp 10,81 triliun ke pasar keuangan domestik. Ini terdiri atas pembelian neto di pasar SBN Rp 2,99 triliun dan beli neto di pasar saham Rp 7,82 triliun.
Dengan demikian, terdapat beli neto di pasar keuangan domestik Rp 25,13 triliun per 17 Februari. Ini terdiri atas dana yang masuk ke pasar SBN Rp 8,77 triliun dan di pasar saham Rp 16,36 triliun.
Selain itu, Rully mengatakan bahwa ada potensi rupiah menguat hari ini karena pengaruh positif oleh kenaikan harga-harga komoditas, batu bara, minyak sawit mentah atau CPO, dan lainnya.