Sempat Lesu, Investasi E-Commerce Kembali Bangkit

Ameidyo Daud Nasution
25 Mei 2016, 18:35
Digital internet
Arief Kamaludin|KATADATA

Perlambatan ekonomi pada tahun lalu juga berdampak kepada turunnya nilai investasi di perdagangan secara elektronik atau e-commerce. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi nilai investasi sektor ini turun dari US$ 27 juta pada tahun 2014 menjadi US$ 19 juta tahun lalu.

Direktur Pemberdayaan Usaha BKPM Pratito Soeharyo mengatakan angka tersebut cukup menarik karena dari sisi jumlah proyek ada kenaikan sebanyak 67 kegiatan pada tahun lalu, naik dua kegiatan dari 2014.

“Itu memang business to business, tapi terlihat hubungan nilai belanja mereka terhadap tren ekonomi tahun lalu yang menurun,” kata Pratito di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016. (Baca juga:Lippo Luncurkan e-Commerce US$ 500 Juta).

Namun Tito optimistis akan ada perbaikan nilai investasi e-commerce pada tahun ini. Setidaknya ini tercermin dari data BKPM pada kuartal pertama 2016 yang nilai penanaman modalnya mencapai US$ 5 juta dari 24 proyek kegiatan.

Dia yakin beberapa kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah, yakni revisi Daftar Negatif Investasi, akan direspons secara baik oleh investor industri digital ini. “Pasti akan baik apalagi mereka melihat banyak kemudahan berinvestasi,” ujarnya.

Sedangkan Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik Indonesian E-commerce Association (iDea) Budi Gandasoebrata menyatakan saat ini industri e-commerce di Indonesia masih terhambat beberapa hal. Satu di antaranya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, saat ini cukup sulit mencari SDM khusus yang bergerak di bidang Informasi Teknologi.

Budi juga menyoroti masalah kepercayaan konsumen dalam belanja online yang belum terlalu besar. Dia berharap dengan kepercayaan dan munculnya industri online lokal maka pasar sektor ini semakin besar dan atraktif. “Menemukan kepercayaan buat belanja online itu yang penting,” katanya. (Lihat pula: Menteri Lembong Janji Aturan E-commerce Lindungi Usaha Kecil).

Karenanya, dia mendukung langkah pemerintah yang merevisi DNI di sektor e-commerce hingga 100 persen. Dibukanya investasi secara penuh ini akan membuat pemain e-commerce lokal menjadi lebih kompetitif. Masukan dan dialog Asosiasi dengan pemerintah, kata Budi, juga berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pun menilai laju jenis bisnis ini sangat luar biasa. Bahkan, setengah bercanda, dia mengatakan bila pertumbuhan e-commerce saat ini tetap bertahan akan ada banyak mal yang tutup akibat pola konsumsi masyarakat yang turut berubah. (Baca: E-Commerce Berkembang, Jokowi: Hati-hati Para Pemilik Mal!).

5 E-Commerce Terpopuler Indonesia
5 E-Commerce Terpopuler Indonesia (Katadata)

Perubahan ini dirasakannya bukan hanya di Indonesia. Ketika berkunjung ke Amerika Serikat dan Inggris, hampir semua kalangan yang ditemuinya mengatakan hal serupa. “Jadi, hati-hati para pemilik mal,” kata Jokowi dengan berseloroh saat berpidato di Indonesia E-Commerce Summit and Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, akhir bulan lalu. 

Jokowi juga meminta para pelaku usaha e-commerce agar dapat bersaing dengan raksasa e-commerce dari luar. Adapun pemerintah akan menyiapkan lingkungan yang mendukung untuk melahirkan e-commerce berskala besar yang diperhitungkan di dunia. “Apalagi saya dengar Alibaba (perusahaan asal Cina) sudah masuk sini. Ini peringatan bagi kita,” kata Jokowi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...