E-commerce Ula Raih Pendanaan Tahap Awal Rp 148 M dari Sequoia
Ia mencontohkan, sebuah warung kelontong terpaksa harus membeli barang dari 50 sumber yang berbeda setiap pekannya bahkan dalam jumlah besar. Hal itu dilakukan, agar mereka mendapatkan harga yang lebih baik walaupun kebutuhannya tidak sebesar itu.
Melalui platformnya, UMKM bisa mendapatkan kebutuhan bisnis sehari-hari, pengiriman, dan juga opsi pembayaran di kemudian hari. Dengan begitu, UMKM bisa menyimpan sedikit stok tanpa perlu khawatir akan kehabisan barang dengan memesan setiap hari barang yang dibutuhkan.
(Baca: Pengguna Naik Hampir 4 Kali saat Pandemi, Kredit Lewat OVO Meroket 50%)
Sampai saat ini, menurutnya, bisnis Ula telah berkembang sebesar lebih dari 10 kali lipat. Pandemi Covid-19 membuat pengguna layanan bertambah. Terjadi peningkatan jumlah toko UMKM yang melakukan transaksi di Ula. Sebab, pengguna lebih memilih layanan pengiriman barang untuk mengurangi interaksi fisik saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dengan semakin terbukanya UMKM Indonesia terhadap kemajuan teknologi, platform marketplace bisa memudahkan mereka dalam menjalankan usahanya," kata
Managing Director Sequoia Capital (India) Singapore Abheek Anand dalam siaran pers. Alasan itulah yang membuat pihaknya tertarik untuk memberikan pendanaan kepada Ula.