TikTok Shop Tutup, Penjual Beralih ke WhatsApp dan Shopee
TikTok Shop resmi ditutup pada Rabu kemarin (4/10) pukul 17.00 WIB. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, berapa penjual masih berjualan secara langsung atau live streaming di TikTok, tapi mereka mengarahkan proses transaksi lewat WhatsApp dan Shopee.
Penjual pakaian pria @Logamstoree di TikTok misalnya, tetap mengadakan live streaming pada Kamis siang (5/10). Namun ia mengarahkan pembeli mengeklik tautan atau link di bio profil tokonya di TikTok.
Tautan tersebut mengarahkan pembeli ke WhatsApp. Konsumen bisa melanjutkan transaksi di aplikasi percakapan ini.
Penjual pakaian lainnya Planet Fashion juga menyematkan tautan toko online di Shopee. Saat menggelar live streaming, calon pembeli bertanya apakah dirinya memiliki toko di Shopee.
Penjual pakaian Muhamad Abdurafi juga berencana untuk berfokus berjualan di Shopee setelah TikTok Shop tutup. Selama ini ia memperoleh pendapatan dari:
- Berjualan di TikTok Shop, sekitar Rp 100 juta hingga 200 juta per bulan
- Menjadi TikTok affiliate, bisa mencapai Rp 300 juta per bulan
- Berjualan di Shopee, sekitar Rp 100 juta per bulan
Ia memperkirakan kehilangan potensi pendapatan 80% setelah TikTok Shop ditutup. “Sebab, affiliator membutuhkan ‘keranjang kuning’ TikTok Shop,” kata Rafi kepada Katadata.co.id, Kamis (5/10).
Rafi berencana untuk berjualan melalui Shopee walaupun pertumbuhan penjualannya jauh di bawah TikTok Shop.
Ia menyebutkan, omzet Rp 100 juta di Shopee diperoleh setelah setahun beroperasi. Sedangkan omzet Rp 300 juta bisa diraih di TikTo Shop dalam tiga bulan.
Ia menduga, pertumbuhan penjualan di TikTok Shop lebih pesat ketimbang Shopee karena:
- Algoritma di TikTok Shop lebih bagus dan lebih tepat sasaran ke calon pembeli
- Fitur live shopping TikTok Shop dinilai lebih baik
Setelah TikTok Shop tutup, Rafi berencana melakukan PHK empat karyawan Sebab, keempat pegawai ini bertugas menjadi host live, konten kreator, dan operator untuk bisnis di TikTok Shop.
“PHK itu pun berat,” kata Rafi. Sepengetahuannya, beberapa pemilik merek atau brand berencana melakukan PHK juga.
Pemilik toko pakaian perempuan Nara Fashion di Tanah Abang, Nadya, 22 tahun juga selama ini berjualan secara live streaming di TikTok Shop, meski memiliki toko online di Shopee.
“Live streaming di TikTok saja sudah lelah. Jadi tidak sempat live streaming di Shopee,” kata Nadya kepada Katadata.co.id, tiga pekan lalu (16/9).
Setelah TikTok Shop tutup, Nadya akan berfokus melakukan live streaming di Shopee. “Mungkin pindah ke Shopee kalau TikTok dilarang,” katanya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan penutupan TikTok Shop sebagai bentuk kepatuhan pada Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Regulasi ini bukan untuk membuat UMKM mati.
“UMKM kan tidak mati. Mereka bisa berjualan di banyak saluran, selain TikTok,” kata MenKop UKM Teten usai menghadiri acara Indonesia Digital MeetUp (IDM23) di Jakarta, Kamis (5/10).
Ia menegaskan, penutupan TikTok Shop karena TikTok belum memisahkan aplikasi dan mengajukan izin. “Platform global harus mengikuti aturan pemerintah Indonesia,” Teten menambahkan.
TikTok Shop dapat beroperasi kembali dengan syarat membuka kantor perwakilan di Indonesia. Selain itu, mengajukan izin sesuai Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
“Kan mereka juga bisa buka lagi TikTok Shop di Indonesia yang selama ini mereka ditutup karena memang izinnya belum boleh berjualan, mereka kantor perwakilan, mereka bisa bikin TikTok Shop lagi di sini,” jelas dia.
Katadata.co.id mengonfirmasi kepada Shopee, Lazada, dan Tokopedia mengenai ada tidaknya peningkatan pendaftaran penjual baru selama sepekan atau setelah ramai isu TikTok Shop bakal tutup. Namun belum ada tanggapan.