Dikabarkan Akan Beli DANA, Smartfren: Pasar Uang Elektronik Potensial
Smartfren dikabarkan akan mengakuisisi startup teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Perusahaan telekomunikasi ini mengatakan bahwa potensi pasar uang elektronik memang besar besar.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys enggan berkomentar terkait kabar dan progres akuisisi DANA. "Ini karena belum ada satu pengumuman resmi dari pemegang saham," katanya dalam acara Talkshow bertajuk Membongkar Strategi Smartfren di 2022, Senin (31/1).
Akan tetapi, Merza melihat bahwa sektor yang digarap oleh DANA potensial. "Kami melihat, uang elektronik mempunyai jalur pemanfaatan di sekitarnya," katanya.
Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi melalui uang elektronik mencapai Rp 35,10 triliun per Desember 2021. Angkanya meningkat 58,6% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Transaksi uang elektronik di fintech pembayaran seperti DANA dan OVO mengalahkan perbankan sejak 2019. Pangsa pasar OVO 20% atau mengalahkan Bank Mandiri pada 2019. Sedangkan DANA sama dengan BCA, yakni 10%.
Merza juga mengatakan, potensi uang elektronik itu bisa disinergikan dengan Smartfren. Sebab, setiap aksi korporasi yang melibatkan startup seperti DANA bertujuan memperkuat ekosistem.
"Jadi, pasti ada korelasi saat Smartfren ambil DANA. Kami mengambil hulunya, hilirnya harus diciptakan," katanya.
Apalagi, Smartfren dan DANA gencar berkolaborasi sejak tahun lalu. Perusahaan telekomunikasi ini meluncurkan kartu perdana khusus yang terintegrasi dengan aplikasi DANA.
"Pelanggan juga bisa mendapatkan paket secara non-tunai (cashless) melalui aplikasi DANA," kata Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim dalam siaran pers, tahun lalu (26/9/2021).
Anak usaha Grup Sinar Mas itu baru-baru ini dikabarkan segera mengambil alih DANA dari Emtek. Rumor ini sebenarnya sudah beredar sejak tahun lalu.
Sebelum muncul nama Smartfren, kabar yang beredar pada Agustus tahun lalu yakni Grup Sinar Mas bakal mengakuisisi DANA.
VP of Communications DANA Putri Dianita tidak berkomentar soal kabar bakal diakuisisi oleh Smartfren.
"Saat ini, DANA akan tetap berfokus mengembangkan teknologi yang menjadi jembatan bagi masyarakat Indonesia menuju transformasi keuangan digital yang semakin inklusif," katanya kepada Katadata.co.id, pekan lalu (25/1).
Pada tahun lalu, Emtek dikabarkan akan melepas kepemilikan saham di DANA. Alasannya, anak usaha Grup Sinar Mas ini juga mempunyai OVO.
Emtek saat ini mempunyai 49% saham di Elang Andalan Nusantara (EAN). EAN adalah induk dari DANA dan Doku.
Selain Emtek, Alibaba memiliki 45% saham EAN lewat anak usaha API Investment Limited.
Namun Emtek dan Grab juga berinvestasi di OVO. Bahkan, sempat beredar kabar bahwa OVO akan merger dengan DANA.
Akhir tahun lalu, Sekretaris Perusahaan Emtek Titi Maria Rusli mengatakan bahwa perusahaan selalu terbuka untuk penjajakan potensi kerja sama dengan mitra strategis, termasuk Grup Sinar Mas. Sebab, ini dapat mendukung pengembangan usaha di bidang media, teknologi, dan digital.
"Perusahaan akan melakukan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan publik sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Titi dalam pengumuman tertulis, tahun lalu (26/11/2021).
Berdasarkan survei Dailysocial, OVO masih menjadi e-money yang paling banyak digunakan tahun lalu dengan persentase 58,9%.
Posisi kedua ditempati oleh GoPay (58,4%), ShopeePay (56,4%), dan DANA (55,7%). LinkAja ada di posisi kelima dengan persentase pengguna 18,4%.
Tahun lalu, DANA mencatatkan peningkatan volume transaksi 143% secara tahunan (year on year/yoy). Rata-rata transaksi harian DANA mencapai 6 juta. D
DANA juga mencatatkan pertumbuhan pengguna 101% sepanjang tahun lalu. Hingga saat ini, jumlah pengguna DANA mencapai 95 juta. Selain itu, DANA mendigitalisasi 400 ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19 yang belum selesai.